Sebagai negara yang memiliki cadangan energi geothermal (panasbumi) sekitar 40%, selayaknya energi ini dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi peningkatan permintaan listrik (10% setiap tahun). Disayangkan, energi yang sebenarnya sudah ditemukan atau dikembangkan mulai 1980an, potensinya belum digunakan secara maksimal, bahkan dapat dikatakan perkembangannya stagnan. Padahal, energi panasbumi yang merupakan energi baru dan terbarukan dapat diandalkan dalam mendukung ketahanan dan keamanan energi di Indonesia.
Ketua Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2016 Heribertus Dwiyudha mengungkapkan, harapannya supaya tahun 2016 menjadi kick off pointserta milestone untuk mengingatkan semua pemangku kepentingan yang terkait, bahwa 10 tahun kedepan ada tantangan besar yang harus dihadapi dan dicapai, yaitu mengembangkan pemanfaatan panasbumi hingga 7.000 MW di 2025.
Berikut perbincangannya saat ditemui MigasReview.com, beberapa waktu lalu.
Mengapa perkembangan energi panasbumi di Indonesia, terkesan lamban atau tidak sepesat perkembangan energi lainnya?
Potensi panasbumi saat ini di Indonesia mencapai 40.000 MW, sementara yang dimanfaatkan baru sekitar 1.300-an MW (3-4%). Pengembangan yang belum maksimal ini dikarenakan antara lain sulitnya mencari lokasi energi panasbumi serta tingginya inestasi yang dibutuhkan untuk pengembangannya. Tingginya resiko pengembangan panasbumi yang menjadi pertimbangan investor harus disertai keyakinan bahwa investasi yang ditanamkan juga memiliki tingkat kesuksesan yang patut dipertimbangkan.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam tahap eksplorasi?
Eksplorasi panasbumi membutuhkan waktu 2-4 tahun dengan tahapan analisa data geophysics, data geology dan data geochemist, untuk kemudian dilakukan survei keekonomisan potensi panasbumi suatu daerah untuk pengembangan lebih lanjut yang biasanya membutuhkan 1-2 tahun. Setelah dinyatakan layak, dimulai persiapan eksplorasi seperti pemetaan rig untuk melakukan pengeboran dan dilanjutkan dengan drilling exploration pada 3-4 sumur ekplorasi untuk melihat apakah potensi yang ada layak dikembangkan lebih lanjut. Dengan hasil yang baik, proses akan dilanjutkan dengan tahap eksploitasi.
Lokasi energi panasbumi umumnya berada di daerah pegunungan dan kawasan hutan, apakah hal itu semakin menyulitkan?
Panasbumi hampir sebagian besar dicari di daerah-daerah yang memang 'bekas' gunung berapi atau gunung berapi yang dapat dikatakan secara aktivitasnya sudah tidak ada lagi, sebagian besar di daerah pegunungan yang biasanya termasuk kawasan hutan. Hal-hal tersebut menjadi tantangan juga dalam mengembangkan energi panasbumi dimana secara infrastruktur, pembangunan memerlukan biaya yang cukup tinggi serta tantangan regulasi penggunaan lahan, karena sebagian lahan panasbumi berada di kawasan hutan lindung dan hutan konservasi.
Saat ini, meskipun perizinan terkait penggunaan lahan hutan lindung dan hutan konservasi serta kajian-kajiann terkaitnya dapat dikatakan sangat ketat, namun terlihat niat baik dari pemerintah untuk mengembangkan sektor panasbumi dengan mengijinkan kegiatan pengeboran panasbumi di daerah-daerah tersebut.
Apa harapan dari para pengembang energi panasbumi agar energi ini dapat dikembangkan lebih baik lagi?
Yang paling penting adalah peran pemerintah meyakinkan investor untuk berpartisipasi dalam pengembangan panasbumi nasional, adanya kebijakan/peraturan serta dukungan dari masyarakat dan pemerintah daerah tentunya dapat mempercepat pengembangan panasbumi Indonesia. Dengan besaran investasi US$4-6 juta per MW sudah sewajarnyalah didapatkan dukungan pemerintah untuk proses pengembangan sektor panasbumi ini.
Harapan ke depan, panasbumi dapat memberikan kontribusi terhadap ketahanan energi di Indonesia di masa datang. Energi fosil suatu saat akan habis, maka semoga energy panas bumi dapat menjadi penyedia sumber energi dengan dukungan penuh Pemerintah dan semua pihak terkait. Tidak mustahil 10.000 MW untuk di Jawa-Bali dapat disuplai dari panasbumi.
Bagaimana dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung pengembangan panasbumi?
SDM yang ada sekarang ini memang masih kurang, namun beberapa kerjasama yang dibuat oleh Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) dengan beberapa institusi-institusi di luar negeri serta pemerintah sudah mulai mempersiapkan tenaga- tenaga ahli pengembangan panasbumi. Akan tetapi, dikarenakan belum maksimalnya pengembangan panasbumi maka tenaga ahli yang sudah dipersiapkan belum dapat terserap dengan baik.