Sekolah Tidak Sekolah

sewaktu saya mengajar, prihatin ketika menghadapi bahwa ada orangtua tidak mengizinkan anaknya sekolah. umumnya alasan biaya selalu menjadi argumentasi, sepintas saya kecewa dengan pemikiran tersebut. tapi…

beda, ketika saya bertemu seorang pengusaha yang cukup sukses, sebut saja namanya Mr. X dan memiliki 3 anak, namun tak satupun anaknya menyentuh jenjang sekolah menengah…

padahal kondisi keuangan Mr. X sangat berkecukupan dan bisa dikategorikan menengah ke atas. lalu alasan apa tidak menyekolahkan anak-anaknya hingga capai perguruan tinggi?...

Mr. X menjelaskan, saya tanyakan ke anak-anak “kalian mau jadi apa sudah besar nanti?”, mereka menjawab “jadi pengusaha”, kemudian saya tanya “perlu sekolah berapa lama, supaya kamu jadi pengusaha?”…

mereka jawab “sampai tidak ada guru yang bisa mengajarkan saya”. terjadilah, anak pertama sekolah hingga 3 SMP, anak kedua 1 SMP, dan bungsu 5 SD. ada apa dibenak keluarga ini?...

Mr. X bilang, mereka berhenti atas kemauan masing-masing, saya tidak paksa untuk lanjut sekolah, karena semuanya mau jadi pengusaha, yang mana tidak perlu teori hapalan, tapi…

harus belajar kemauan kerja keras menghadapi kenyataan hidup sebenarnya dengan lingkungan di sekitar mereka. mereka berhenti karena yang mengajarnya sudah tidak sepaham…

setidaknya, kata Mr. X, mereka tidak buta huruf, kemampuan yang lainnya bisa dilatih berdasarkan kemampuan mereka dan ternyata mereka sendiri menemukan caranya masing-masing…

Mr. X bilang, bagi keluarga saya jadi pengusaha tidak perlu gelar, lain cerita bila anak-anak ternyata ingin jadi salah satu profesi, seperti dokter, arsitek, dan profesi lainnya yang butuh gelar…

begitu drastisnya perbedaan yang saya hadapi, antara orangtua yang tidak mengizinkan anak untuk sekolah dengan orangtua yang mengizinkan anak untuk tidak bersekolah…

seakan dunia terbalik, tapi begitu menyimak penjelasan Mr. X ada benarnya, karena beban sekolah bukan hanya dari keuangan, tapi yang menjalankan saat di sekolah…

hingga Mr. X bilang, ketahui dahulu cita-cita anak saat dewasa nanti mau jadi apa, di saat itulah sebagai orangtua mempersiapkan kebutuhan anak, bukan sebaliknya…