Seni Ciuman Kehebatan Bercinta Pria?
Ciuman adalah suatu seni dalam bercinta, semakin beragam ciuman berarti semakin artistik dan nikmat. Ciuman harus menjadi suatu yang eksploratif dan dinamis. Bagi wanita, kehebatan seorang lelaki dalam bercinta tercermin dari ciumannya. Cukup dengan lima menit dari pertama kali mencium akan membuat wanita memutuskan kalau ia ingin bercinta dengan pasangannya atau … batal saja!
Jadi bila keahlian menciumnya jelek, maka ia pun tak segan-segan untuk meninggalkannya begitu saja. Pasalnya setiap permainan cinta yang baik, membutuhkan 'pendahuluan' yang tepat hingga bisa mencapai penyatuan secara seksual yang mednatangkan kepuasan maksimal bagi kedua belah pihak. Biasanya hal ini dikenal dengan istilah foreplay yang berupakan ungkapan cinta dan hasrat elemen yang penting untuk mencapai kepuasan seksual.
Ciuman dapat cepat sekali membangkitkan hasrat seksual kita. Karena itulah kita harus memandang ciuman sebagai salah satu langkah yang serius, dan tak dilakukan pada sembarangan orang. Ada baiknya melakukan dengan hanya pada pasangan resmi kita. Ciuman sendiri ada beberapa bentuk, antaranya :
Ciuman Hemat atau Ciuman Dasar
Ciuman jenis ini hanya dilakukan dengan menyentuh mulut pasangan dengan mulut Anda, dan tak ada kelanjutan setelah itu. Hanya persentuhan antar bibir ke bibir saja. Biasanya ini dilakukan untuk menjajaki seberapa besar ketertarikan dan respon pasangan.
Ciuman Bergetar atau Ciuman Menusuk
Ini tindak lanjut dari ciuman hemat. Dilakukan dengan menyentuh bibir yang ditekan pada mulutnya sendiri sambil menggerakkan bibir atau bibir bawahnya. Hati-hati biasanya ciuman jenis ini akan berlanjut pada ciuman erotis.
Ciuman Menyentuh
Dilakukan dengan menyentuhkan bibir bawah dengan lidah dan setelah menutup matanya meletakkan tangan pada bibir pasangannya. Pendek kata pada tahap ini lidah mulai ikut beraksi. Pada saat yang sama juga terjadi gerakan tangan dibarengi tubuh yang mulai merapat.
Ciuman Langsung
Terjadi bila bibir-bibir pasangan menempel langsung satu sama lain. Mungkin juga disertai dengan sentuhan atau rabaan ringan meski tak cukup membangkitkan gairah. Karena itu, biasanya ciuman ini dilakukan bukan pada saat akan memulai hubungan seksual, melainkan ciuman ringan dan cepat.
Ciuman Lengkung
Dilakukan bila kepala kedua pasangan saling melengkung ketika ciuman berlangsung. Biasanya juga dilengkapi dengan sentuan dan 'tusukan' lidah ke dalam mulut pasangan. Biasanya pasangan akan saling meraba wajah satu sama lain, atau menarik pasanganya mendekat dengan melingkarkan tangan ke tengkuk pasangan.
Ciuman Berbalik atau Ciuman Berbelok
Ini terjadi bila salah satu memalingkan muka yang satunya dengan memegangi kepala dan dagu kemudian menciumnya
Ciuman dengan Tekanan
Dilakukan dengan memegang bibir bawah di antara dua jari dan setelah menyentuhnya dengan lidah menekannya kuat-kuat dengan bibir. Dengan tanda ini, terutama tekanan jari yang disertai ciuman penuh, merupakan pesan bahwa kini ia ingin ciuman ini berlanjut ke permainan cinta.
Ciuman Bibir Atas
Bila seorang pria mencium bibir atas wanita sebaliknya si wanita mencium bibir bawah si pria.
Ciuman Tepuk
Pasanganmu menekan atau 'menepuk' (hingga timbul suara 'plop') bibirmu di antara bibirnya. Baik dilakukan keras maupun perlahan. Biasanya menerbitkan sensasi erotik.
Tanda-tanda Pasangan Mulai Serius
Asyik juga melihat si dia yang semakin hari semakin bersikap dewasa, mengerti dan makin penuh perhatian sama kamu. Mungkin saja ini pertanda kalau si dia ingin lebih serius lagi sama kamu. Tapi apakah kamu sendiri sudah siap lebih serius berhubungan dengan si dia?
Wah, bingung juga ya menjawabnya. Yang jelas, si dia pasti akan memberikan ekstra perhatian sebagai sinyal bahwa si dia sudah siap menyeriusi hubungannya denganmu. Apalagi jika si dia sudah memberikan sinyal untuk menunjukkan bahwa si dia ingin lebih intim lagi dengan kamu, itu bukan pertanda yang samar lagi, kan?
Sinyal yang nyata adalah saat pertama kali kamu lakukan buatnya atau sebaliknya. Ada bermacam 'saat pertama kali' yang kamu lakukan buatnya yang jadi indikasi bahwa percintaan kamu akan berkembang ke arah yang lebih dalam dan lebih membahagiakan lagi! Tapi apa sajakah sinyal-sinyal 'serius' itu?
Saat si dia mengajak Anda ke pesta pernikahan sebagai pasangannya. Tak peduli itu pesta pernikahan saudaranya, sahabatnya, mantan pacarnya sekalipun. Tapi perlu kamu pahami bahwa hadir dalam suatu pesta sebagai pasangan adalah sinyal yang sangat jelas bahwa si dia membiarkan semua orang tahu bahwa kamu adalah orang yang sangat spesial untuknya.
Kenapa? Karena ini merupakan saat dimana banyak mata rekan, teman, sanak saudara, ataupun orangtua kamu yang akan melihat kalian berdua. Nah, jika si dia justru sengaja memperlihatkan kebersamaannya dengan kamu dan merasakan ketentraman, kebahagiaan, dan kebanggaan saat bersama denganmu berarti si dia ingin memperlihatkan kepada semua orang bahwa ia sangat serius denganmu.
Saat Pertama Menyatakan Cinta
Tak peduli siapa yang lebih dulu menyatakan, "I Love You", tapi pada saat three magic words itu dibisikkan, ini merupakan awal dari pernyataan, keinginan dan kesediaannya untuk mengikatkan diri pada kamu - orang yang selama ini dicintainya.
Ini merupakan suatu langkah besar bagi seorang. Keberaniannya menyatakan cinta merupakan janji bahwa ia telah siap untuk tidak membelanjakan matanya dan mengincar orang lain selain kamu. Ini juga merupakan kesediaan seseorang untuk setia. Perlu kamu sadari bahwa ini merupakan keseriusan yang utuh, sebab akan banyak tanggung jawab atas risiko yang bakal dipikul.
Saat Pertama Membelikan Barang yang Sangat Intim
Misalnya saja membelikan pembalut. Memang awalnya ini bukan kebiasaannya, dan kamu pun pasti sungkan sekali meminta bantuannya untuk membelikan barang yang sifatnya intim/pribadi padanya. Tapi kini dengan rela si dia membantu bahkan menawarkan untuk melakukan hal itu, hanya demi kamu seorang.
Pahamilah bahwa jika seorang pria sudah bersedia membelikan sesuatu yang sangat intim bagi seorang gadis, berarti ia telah menunjukkan perasaannya yang paling dalam bahwa ia menginginkan si gadis mengijinkannya untuk lebih intim dengannya. Karena menurut pria, hanya orang-orang spesial yang dekat dihati yang dipercaya gadis-gadis utnuk membelikannya sesuatu yang sifatnya sangat pribadi.
Saat Mengijinkannya Masuk Rumahmu Saat Kamu tak Ada
Rumah, kamar, atau apartemen merupakan tempat/gudang yang berisi segala macam hal yang sangat pribadi dan rahasia. Jika si dia sudah mengijinkan seorang gadis untuk memasuki daerah teritorialnya yang sangat pribadi, apalagi saat ia tidak ada disana saat itu, maka kamu sepenuhnya telah mendapatkan kepercayaan yang sangat besar darinya. Kenapa?
Karena ia ingin kamu tahu bahwa ia tidak menyimpan satu rahasia pun sama kamu. Dan ia akan merasakan kedamaian bahwa kamu bisa melihat dan mengetahui kehidupan didalam rumahnya serta mengetahui apa saja yang ada didalamnya.
Ini merupakan satu bentuk kepercayaan berbentuk tawaran perasaan bahwa ia sangat menginginkan kebersamaan dan keintiman denganmu. Yang paling penting, ia dapat menunjukkan bahwa ia merupakan seorang yang sangat menghargai kebersihan dan keterbukaan.
Saat Pertama Kali Diajak Menginap di Rumah Orangtuanya
Saat kamu berada di depan pintu rumah orangtuanya yang berada di luar kota untuk menginap, maka ini merupakan sinyal yang paling penting dari sinyal-sinyal lainnya bahwa ia menginginkan orangtuanya tahu bahwa ia sangat serius denganmu.
Karena bertemu dengan anggota keluarga - apalagi untuk yang pertama kali, pasti akan menimbulkan banyak tanda tanya untuk mereka. Keberaniannya untuk mengajakmu menginap, dan, keberanianmu untuk mengiyakan ajakan itu menyatakan bahwa kamu berdua menginginkan keintiman dari keluarga si dia. Apalagi jika hubungan kamu berdua memang sudah serius belakangan ini. Ajakan ini bisa jadi merupakan pertanda bahwa si dia ingin kamu menjadi bagian dari keluarganya - dalam arti menjadi pasangan hidupnya.
Ahh, alangkah bahagianya jika kamu pun menanggapinya dengan ikhlas karena rasa sayangmu padanya memang lagi menggelora.
Jika Cinta Terpaut Usia yang Cukup Jauh
Kebanyakan orang tidak pernah tahu maksud masing-masing wanita ketika mereka memilih pasangan pria berusia parobaya. Bisa saja karena membutuhkan ekstra perlindungan, dan menyukai pria parobaya karena kematangan mereka dalam memandang hidup.
Tapi apa benar Anda akan mendapatkan perhatian ekstra dan mendapatkan hikmah yang lebih jika memilih pasangan yang sudah berusia parobaya ? Apalagi jika terbentur dengan perbedaan usia yang terpaut lumayan jauh?
Apakah Anda sudah kehabisan pandangan pada pria-pria yang lebih muda dan seusia dengan Anda, karena rasa kagum yang terlalu dalam pada kedewasaannya?
Jawabannya, sebenarnya ada pada diri Anda sendiri. Tergantung dari sisi mana Anda memandang keinginan dan memutuskan memilih pria berusia parobaya untuk menjadi pasangan Anda.
Karena kalau panah cinta sudah menancap terlalu dalam, sepertinya akan sulit diubah dan dilepas. Tapi jangan terlalu hanyut dengan perasaan, karena jika Anda benar-benar menginginkan kedewasaan dan kematangan hidup dalam diri pasangan Anda nantinya. Ada beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan - sekadar menjaga diri agar tidak salah pilih.
Pertama, yang harus Anda perhatikan adalah bakal terjadi kesenjangan generasi. Karena Anda dengan pasangan berasal dari generasi yang berbeda cukup jauh, maka tidak tertutup kemungkinan terjadi banyak persoalan di antara Anda berdua.
Masalah-masalah kecil yang belum terpikirkan sekarang ini, mungkin saja akan menyulut emosi di kemudian hari. Oleh sebab itu dibutuhkan pula ekstra pengertian dan juga kedewasaan dari kedua belah pihak jika ingin terus mempertahankan hubungan cinta ini. Karena pria berusia parobaya cenderung ingin "mengarahkan". Jika Anda termasuk wanita yang menginginkan kebebasan dalam bergaul bersama teman ataupun kolega Anda, kemungkinan besar sikap pasangan yang seperti ini kurang dapat diterima oleh Anda. Bukan begitu?
Hal lain yang perlu Anda cermati adalah, Anda harus pandai-pandai menempatkan diri dengannya, dengan teman-teman, keluarga, maupun dengan saudara-saudaranya. Biasanya jika usia berbeda terlalu jauh akan sulit untuk menyingkronkan ide-ide. Oleh sebab itu, sekali lagi diharapkan pengertian yang lebih untuk menerima ide maupun pendapatnya, dengan begitu barulah si dia akan merasakan Anda telah menempatkan diri dengan baik.
Susah-susah gampang memang. Tapi kalau pada dasarnya Anda termasuk orang yang sabar dan bijak, serta tahu bagaimana menyenangkan pasangan dan me-manage hubungan yang baik, persoalan seperti ini akan bisa diselesaikan dengan baik. Memang, semua ini perlu waktu dan kesabaran. Tapi tidak ada salahnya jika Anda mencobanya, bukan? Toh, Anda cinta dengan si dia...
Satu lagi yang perlu Anda pikirkan jika memilih pasangan berusia parobaya adalah faktor fisik. Fisik Anda berdua mungkin berbeda. Apalagi jika Anda memandang masalah kondisi fisik ini sampai ke masa depan. Karena di masa-masa yang akan datang belum tentu pasangan Anda mempunyai stamina yang prima, dan jika hal ini terjadi, maka ruang gerak Anda dan pasangan akan sangat mempengaruhi keharmonisan hubungan badan. Jadi, jika Anda mampunyai keyakinan bahwa faktor fisik merupakan hal penting dalam keharmonisan hubungan rumah tangga Anda di masa yang akan datang, sebaiknya Anda berpikir dua kali untuk menjadikannya pasangan hidup.
Tidak lupa untuk mempersiapkan fisik dan mental Anda terutama jika diterpa gosip miring dari orang-orang di sekitar kita yang memang tidak menyukai perbedaan ini. Karena terkadang lingkungan memang sangat cepat sekali menerima dan menilai hubungan seperti ini ke arah yang negatif. Dari pendapat maupun pengalaman-pengalaman yang pernah terjadi, anggapan memilih pasangan parobaya (yang berusia lanjut) seringkali dikait-kaitkan dengan masalah materi, kesuksesan, kesombongan, ketidakmampuan, dan kekayaan dengan jalan "praktis".
Padahal belum tentu mitos-mitos seperti itu benar! Jadi, Anda harus bijak menanggapi masalah ini. Tanamkan pikiran-pikiran positif untuk menyingkirkan pernyataan-pernyataan negatif dari orang-orang sekitar tentang hubungan ini.
Karena jika hati dan maksud Anda tidak seperti itu, buat apa menyakiti diri sendiri ataupun menyakiti hati pasangan Anda dengan mendengarkan omongan-omongan seperti itu? Perlu Anda tahu bahwa banyak pasangan berbeda usia yang langgeng sampai ke jenjang perkawinan, dan harmonis karena kedua belah pihak nyata-nyata saling mencintai, dan tulus.
Jadi, bagaimana pun pengalaman-pengalaman semacam itu harus diperhatikan, karena hal-hal seperti itu kemungkinan besar akan terjadi pada Anda. Jangan sampai Anda menyesal di kemudian hari. Dengarkan kata hati Anda dan si dia, itulah resep keharmonisan hubungan cinta.
Marah berujung Petaka: Apakah Bisa Dicegah?
Pagi ini saya menonton televisi dan terenyuh sepertinya ada saja cerita konflik yang terjadi baik di level pimpinan negara maupun di akar rumput di Masyarakat kita di negara yang tercinta ini. Dilevel pemimpin negara, pertikaian KPK-POLRI belum juga tuntas, Eksekutif (Menteri BUMN) berkonflik dengan dengan legislatif (DPR). Di level akar rumput juga terjadi konfliks antar kelompok masyarakat seperti di Lampung dan Palu yang menyebabkan hilangnya nyawa manusia sia-sia. Antar mahasiswa tawuran terus terjadi, demonstrasi mahasiswa rusuh. Ancaman teroris masih terus menghantui kita. Intinya semua ini bermula dari kemarahanan yang berujung konfliks dan bahkan kemarahan yang berujung kematian. Semua kemarahan dan konfliks ini menjadi makanan sehari-hari masyarakat kita karena selalu menjadi pemberitaan utama baik media cetak maupun elektronik.
Marah sebenarnya bukan terjadi dengan begitu saja. Marah yang keluar dari seseorang bisa ditelusuri kenapa marah tersebut harus terjadi. Marah bisa terjadi tiba-tiba atau kemarahan tersebut sudah ada tinggal tunggu pencetusnya sehingga marah menjadi menumpuk dan meledak. Marah bisa merupakan wujud kekecewaan, frustasi, stress serta ketidak berdayaan. Semua ini terjadi karena tekanan jiwa yang mencetuskan kondisi tersebut. Tekanan jiwa yang terjadi ini jika tidak dikelola dengan baik selain tadi sewaktu-waktu bisa meledak dan menimbulkan kemarahan.
Konflik yang terjadi di level pimpinan bisa juga berawal karena ketidak sukaan atas perlakukan satu pihak kepada pihak yang lain. Ketidaksukaan atas sesuatu bisa turun temurun dan berlangsung kronik. Konflik KPK dan Polisi juga bermula ketidak sukaan antara satu dengan dengan yang lain yang terus berlangsung. Begitu pula konflik antara legislative (DPR) dan eksekutif (BUMN), perlakuan yang tidak mengenakan antara satu sama lain apalah namanya akan menimbulkan konflik dan kemarahan satu sama lain.
Tawuran antar kelompok satu dengan yang lainpun juga sebenarnya bukan terjadi dengan sendirinya. Adanya peristiwa kecil yang mendahului konfliks sebelumnya adalah hanya sebagai pencetus saja. Hal ini juga terjadi dengan konfliks di Lampung Selatan yang sampai saat ini masih menyisakan sebagian besar masyarakat yang masih mengungsi karena situasi yang belum kondunsif belum bisa kembali ke desa atau kampungnya. Kecemburuan social antara masyarakat pendatang dan masyarakat local selalu menjadi penyebab utama kenapa masalah sepele bisa menjadi besar sehingga terjadi tawuran antar kelompok. Pemimpin harus mengidentifikasi semua konflik yang akan terjadi dan melakukan usaha-usaha preventif agar konflik tidak berulang.
Beberapa hal yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang marah harus bisa diidentifikasi. Marah pasti tidak terjadi dengan sekonyong-konyong, marah terjadi pasti ada yang melatar belakangi. Ada beberapa keadaan yang melatar belakangi kenapa seseorang menjadi marah. Marah bisa terjadi karena rasa frustasi, frustasi dalam kehidupan, kegagalan dan ketidak berhasilan membuat seseorang jadi mudah frustasi dan marah. Marah bisa terjadi karena trauma masa lalu, ketidak adilan atau kecemburuan sosial yang dialami yang terus membekas dan sewaktu-waktu bisa menimbulkan kemarahan. Ketidak berdayaan dan rasa takut yang terus menerus juga sewaktu-waktu bisa menimbulkan kemarahan. Maka ada istilah jangan bangunkan anak macan. Artinya orang yang selama ini diam bukan semata-mata diam setelah diberlakukan tidak adil, karena sewaktu-waktu mereka yang selama ini diam bisa marah dan meledak. Marah bisa merupakan jalan keluar atas ketidakmampuan terhadap sesuatu. Selain itu pada saat kita berada pada kondisi kelelahan baik fisik maupun kelelahan psikis kemarahan juga bisa timbul.
Dengan mengenali faktor-faktor yang bisa mencetuskan kemarahan, kita semua bisa mengidentifikasi akar masalah kenapa kita marah, kenapa suatu masyarakat bisa diprovokasi, kenapa masyarakat bisa tawuran yang berujung kematian kenapa mahasiswa atau siswa bisa saling melukai satu sama lain.
Tentu kita semua berharap konflik yang ada baik dilevel pimpinan negara maupun masyarakat bisa segera bisa diredam agar konflik ini tidak terus berlanjut dan merembet kemana-mana.
Sekali lagi marah harus dikendalikan jika tidak terkendali bisa menjadi menjadi sumber petaka.
Dr.dr.H. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FACP.
Praktisi Klinis
Deforestasi dan Kebakaran Hutan Gerogoti Paru-Paru Dunia
Hutan Indonesia merupakan bagian penting dari paru-paru kehidupan dunia. Kelestarian hutan Indonesia tidak hanya penting untuk bangsa Indonesia, namun juga bagi bangsa lain di seluruh dunia. Selain itu, hutan adalah sumber daya alam yang sangat penting karena di dalamnya terkandung keanekaragaman hayati, pengatur tata air dan kesuburan tanah, pencegah banjir dan erosi, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, kebudayaan, rekreasi dan pariwisata.
Oleh karena itu, pemanfaatan hutan dan perlindungannya telah diatur dalam UUD 45, UU No. 5 tahun 1990, UU No. 23 tahun 1997, UU No. 41 tahun 1999, PP No. 28 tahun 1985 dan beberapa keputusan Menteri Kehutanan serta beberapa keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) dan Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan. Namun, peraturan yang ada belum secara efektif membendung gangguan-gangguan yang terjadi pada hutan-hutan di Indonesia.
Terutama ancaman akan deforestasi (penggundulan hutan), fakta yang sangat menyedihkan bahwa sekitar 70% luasan deforestasi justru terjadi di areal hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK). Deforestasi di Provinsi Riau misalnya, terjadi di areal yang ditetapkan berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) 1986. Sebaran wilayah perkebunan mayoritas berada di areal HPK tersebut.
Menyingkapkan penggunaan hutan produksi di kawasan tersebut secara hukum kehutanan legal untuk dikonversi menjadi areal perkebunan. Berdasarkan data Kementerian Kehutanan disebutkan Riau memiliki kawasan hutan seluas 9,45 juta hektar. Hampir 50% dari luas kawasan hutan tersebut secara hukum ditetapkan sebagai areal konversi untuk kepentingan pembangunan di luar kehutanan. Dari 9,45 juta hektar total luas hutan Riau itu, 5,1 juta hektar di antaranya berada dalam status tak berhutan.
Hentikan Deforestasi
Tetapi hampir 70% dari deforestasi merupakan areal hutan produksi yang secara hukum dapat dikonversi untuk kepentingan budi daya non-kehutanan. Data di Kementerian Kehutanan itu menunjukkan luas areal hutan produksi yang dapat dikonversi di wilayah Riau dalam kondisi masih berhutan mencapai angka 982.620 hektar. Cepat atau lambat, areal hutan ini memang dapat dikonversi secara legal.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, pemberian akses lebih besar terhadap sumber daya hutan kepada rakyat diharapkan menjamin terpenuhinya kebutuhan ekonomi masyarakat sekaligus menurunkan emisi gas rumah kaca dari kegiatan penggundulan hutan. Pada waktu pertemuan konferensi tingkat tinggi (KTT) Rio+20 bulan lalu Rio de Janeiro, Brasil, Indonesia menyatakan telah berhasil menurunkan aksi deforestasi.
“Tahun 1998 Indonesia mengalami deforestasi yang mengakibatkan 3,5 juta hektar per tahun hilang, tapi di tahun 2011 angka itu turun menjadi 310 ribu hektar per tahun, artinya tinggal 10% lagi,” jelasnya pada acara Rakernas Serikat Perusahaan Pers (SPS) di Pekanbaru, Sabtu (14/7).
Riau merupakan pusat percepatan pembangunan hutan tanaman industri (HTI) secara nasional. Lebih dari 50% program percepatan HTI berlokasi di provinsi tersebut, dengan luasan 1,6 juta hekare. Dari luas hutan produksi di Riau yang mencapai 4,1 juta hektar, hampir 40% merupakan areal HTI.
Dalam hal ini, perlu diapresiasi terbitnya Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 2008, yang secara eksplisit menyebutkan bahwa hutan produksi yang tidak produktif adalah hutan yang dicadangkan oleh Menteri Kehutanan sebagai areal pembangunan HTI. PP itu menjadi langkah Menteri Kehutanan yang mewajibkan pelaku usaha kehutanan menandatangani pakta integritas dalam pelaksanaan deliniasi mikro di areal konsesi HTI.
Kita perlu mencermati pula praktik dan mekanisme deliniasi mikro yang diterapkan Kementerian Kehutanan dalam program percepatan pembangunan HTI adalah kebijakan yang tepat. Ini karena program tersebut dapat dijalankan secara paralel dengan upaya mempertahankan kawasan hutan lindung dan blok-blok hutan alam yang kondisinya masih baik, yang terdapat di areal konsesi HTI.
Jeda Tebang
Kementerian Kehutanan memberlakukan jeda tebang dengan tidak menerbitkan izin-izin baru, melainkan menggalakkan kegiatan menanam pohon yang pada tahun 2010 telah melampaui target 1 miliar pohon. Gubernur Riau Rusli Zainal pun turut mendukung program pemerintah dalam penghijauan secara nasional dan program Green PON XVIII, sehubungan dengan Pekan Olahraga Nasional dan Riau menjadi tuan rumah pada September mendatang.
Namun, Pemerintah provinsi Riau juga berharap tidak ada kebakaran hutan saat PON XVIII berlangsung. Karena, bila dilihat dari kasus kebakaran hutan dan lahan tahun 2011 lalu, diketahui puncak terjadinya titik api pada Juli sampai September. Sesuai instruksi Rusli, pihaknya saat ini telah membentuk tim khusus penanggulangan bencana kebakaran hutan yang melibatkan satuan kerja dari Pemprov Riau sampai ke kabupatan dan kota, tim ini tentunya juga melibatkan Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan dibawah koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau.
Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguan yang cukup sering terjadi. Di Provinsi Riau, kebakaran hutan dapat dikatakan sudah menjadi bencana tahunan. Akibatnya dapat menimbulkan dampak yang sangat luas disamping kerugian material kayu, non kayu dan hewan. Dampak negatif yang sampai menjadi isu global adalah asap dari hasil pembakaran yang telah melintasi batas negara. Sisa pembakaran selain menimbulkan kabut juga mencemari udara dan meningkatkan gas rumah kaca.
Terlebih lagi banyak kerugian dalam berbagai bidang yang sulit dikuantifikasikan. Bidang-bidang tersebut antara lain bidang pariwisata, politik, sosial budaya serta pandangan internasional terhadapnegara tersebut. Di sisi lain upaya pencegahan dan pengendalian yang dilakukan selama ini masih belum memberikan hasil yang optimal.
Lestarikan Hutan
Oleh karena itu, perlu perbaikan secara menyeluruh, mulai dari kesadaran setiap individu untuk melestarikan hutan, integritas dari setiap pihak yang terkait langsung dengan pengendalian pembakaran hutan dan lahan, hingga pembenahan bidang hukum dan penerapan sangsi secara tegas terhadap kasus kebakaran hutan. Pemerintah pun perlu memberikan perhatian penuh terhadap masalah ini, tidak hanya darisegi peraturan tetapi juga menyokong fasilitas.
Hutan-hutan Indonesia, termasuk di Riau, hanya bisa kita selamatkan dengan penegakan hukum yang tegas dan tak pandang bulu. Juga harus diiringi dengan perlindungan lingkungan, revitalisasi reboisasi, dan aksi-aksi ramah lingkungan lainnya. Segala bentuk deforestasi dan penebangan liar tidak boleh ditolerir.
Hutan kita adalah paru-paru negeri, bahkan paru-paru dunia. Kalau bukan kita sendiri yang peduli untuk menyelamatkannya, siapa lagi? Pemerintah tidak boleh ragu menindak para pembalak liar beserta cukong-cukong mereka. Kalau perlu dengan tangan besi, agar hutan negeri ini tidak musnah ditelan kejahatan tingkat tinggi.
(penulis : http://id.linkedin.com/in/nopvie)
(pernah terbit di http://www.neraca.co.id/2012/07/15/deforestasi-dan-kebakaran-hutan-gerogoti-paru-paru-dunia/)
Kenaikan Harga Tak Dinikmati Petani
Kenaikan harga selalu menjadi agenda rutin tahunan. Menjelang puasa dan hari raya harga kebutuhan pangan mengalami kenaikan tidak hanya 10%, tapi hingga 30%. Badan Pusat Statistik beberapa waktu lalu mencatat untuk cabai merah meningkat hingga 100%. Mengapa bisa terjadi? berikut paparan Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia Ngadiran kepada NERACA.
Menurut Anda, kenapa harga-harga kebutuhan pokok tersebut melonjak begitu tinggi?
Pertama, adanya iklim yang tidak menentu mengakibatkan beberapa hasil panen tidak berhasil atau gagal panen, sehingga tidak mencapai target untuk memenuhi kebutuhan. Kedua, arus distribusi terganggu akibat infrastruktur yang tidak memadai, seperti jalanan rusak, akses terputus. Belum lagi, masalah kemacetan yang terjadi antar Sumatra dengan Jawa, akibatnya komoditas ini jadi terlalu lama di jalan dan belum tentu semuanya memiliki daya tahan yang kuat. Sehingga kualitasnya menurun. Dampaknya tentu kerugian, dan mengandalkan komoditas yang masih bagus untuk menutupi kerugiannya, harga menjadi naik.
Dalam pengamatan Anda, apakah ada juga peran spekulan yang ikut mendorong kenaikan harga?
Itu faktor ketiganya, terutama bagi yang punya uang, gudang dan jaringan. Para spekulan akan memanfaatkan situasi seperti ini, karena tahu masyarakat akan tetap membeli walaupun harga sudah dinaikkan, untuk memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, pihak yang paling diuntungkan dengan kenaikan harga menjelang puasa adalah pedagang di pasar
Apakah keuntungan tersebut dinikmati hingga petani atau produsen?
Tidak, karena petani itu berurusan dengan tengkulak (ijon). Mereka mau menanam, membutuhkan benih, pupuk dan pestisida, para tengkulak yang membiayai petani. Otomatis saat panen, petani tidak bisa menjualkan hasil panennya ke orang lain, karena dia harus mengembalikan uang sudah dipinjam melalui ijon. Sehingga, menyebabkan harga yang dijual ke tengkulak lebih rendah daripada harga pasaran.
Bukannya Pemerintah sudah membuka akses perbankan ke para petani?
Ada, tapi masalahnya apakah petani mengerti menggunakan perbankan, yang ada malah digunakan untuk pencitraan.
Sepertinya hampir tiap tahun, mengenai target produksi pangan tidak pernah tercapai, apa yang harusnya dilakukan Pemerintah?
Lakukan penyuluhan, biar petani-petani lebih cerdas mulai dari penanaman, pemeliharaan hingga saat panen. Permasalahan sekarang ini, peminat menjadi petani hampir tidak ada, sedangkan kita perlu memenuhi kebutuhan pangan. Ambil contoh masalah irigasi, dari jaman Belanda tidak ada teknologi baru bagaimana mengairi sawah, apabila sedang mengalami puso (musim kering yang panjang). Pemerintah tidak pernah memikirkan bagaimana mengantipasi tersebut, sedangkan pertumbuhan penduduk lebih tinggi daripada ketersediaan pangannya. Serta tidak adanya sosialisasi Pemerintah, karena dulu sempat ada program Perkebunan Keluarga, yang mana setiap keluarga menanam paling tidak 1 komoditas pangan. Diutamakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga tersebut, apabila ternyata ada kelebihan stok, kan bisa dijual ke pasar. Namun, program itu tidak berjalan, ini juga yang mengakibatkan turunnya minat masyarakat menjadi petani.
Jadi pemerintah perlu menyiapkan SDM untuk bidang pertanian?
Iya. Kalau tidak ada, darimana kebutuhan pangan rakyat terpenuhi, apa mau terus-terusan impor. Indonesia ini kan negara agraris, akibat dari impor itu juga yang menyebabkan petani menjadi malas. Ya iya, karena percuma dia menanam, hasil panen tidak bisa diserap. kemudian yang impor bahkan bisa lebih murah dan kualitas lebih baik, daripada yang kita punya. Ini juga salah satu efek dari infrastruktur yang tidak memadai yang menyebabkan terjadinya harga yang fluktuatif. Bagaimana mau swasembada pangan, apabila komoditas yang sebenarnya bisa kita produksi, tapi dihantam dengan produk impor.
Lantas, apakah impor itu tidak bisa dihentikan?
Kita tidak alergi impor, tapi tidak perlu dilakukan impor selama itu komoditas di dalam negeri sudah mencukupi kebutuhan. Impor itu dilakukan kalau memang stok kita ini habis, tidak bisa mencukupi kebutuhan domestik. Tapi, tidak serta merta dengan alasan tersebut lalu bebas mengimpor, bagaimana menjaga ketahanan pangan kita. Masalahnya kan kembali lagi, perlu penyuluhan, SDM serta kemampuan meningkatkan teknologi. Masa dari tahun 80an tidak ada kemajuan-kemajuan.
Mengenai akses ke pasar, apakah menjadi kendala karena infrastruktur yang tidak memadai?
Itu yang sebenarnya paling penting, lihat saja pada kenyataannya, jalan banyak yang bolong-bolong dan rusak, hal ini menyebabkan waktu tempuh yang lebih lama petani untuk mencapai sentra pasarnya, artinya ada biaya yang harus dikeluarkan. Ini yang menyebabkan petani mau menjual dengan harga tinggi pun, tapi belum tentu bisa diterima oleh pasar, akhirnya merugi.
Kenapa infrastruktur tidak pernah diperbaiki?
Karena Pemerintah menjadikannya sebagai proyek, bukannya sebagai fasilitas untuk arus distribusi. Padahal itu juga bisa meningkatkan perekonomian tiap-tiap daerah, dengan akses yang mudah, tanpa harus kena pungutan liar. Coba saja lihat, kenapa jalur pantai utara (Pantura) selalu diperbaiki, karena itu proyek. Seharusnya buat jalanan itu, yang bisa tahan lama, jangan sebentar-sebentar tambal sulam, belum lagi petugas-petugas atau mafia pajak yang tiap daerah pungutin. Bagimana bisa menekan biaya logistik kalau caranya begitu.
Tanpa terasa selama 30 tahun lebih, polemik mengenai infrastruktur, teknologi serta SDM di bidang pertanian masih menjadi tugas besar yang harus dikerjakan Negeri ini. Padahal, untuk teknologi ada banyak penelitian-penelitian yang dilakukan oleh putra-putri Bangsa, bahkan sering mendapatkan penghargaan ataupun juara hingga di tingkat internasional. Namun, mengapa hasil karya putra-putri Bangsa itu tidak ada satu pun dilirik untuk kepentingan Ibu Pertiwi, malah lebih banyak Negara sahabat yang memanfaat keahlian mereka.
Sumber : http://www.neraca.co.id/2012/07/18/kenaikan-harga-tak-dinikmati-petani/
Belajar Jadi Eksportir, Yuk!
Banyak orang yang sukses berbisnis di bidang ekspor ini hingga ke mancanegara meski belum pernah berbisnis di pasar lokal. Ini menjadi peluang yang sangat menjanjikan untuk merambah peluang pasar global menyongsong era perdagangan bebas. Namun, masih banyak pengusaha Usaha Kecil dan Menegah (UKM) yang masih bingung bagaimana melebarkan sayapnya dengan menjual produknya ke luar Indonesia.
Sebagai bangsa yang telah berkembang, Pemerintah telah berusaha untuk membangun produk-produk untuk pasar ekspor untuk meningkatkan kinerja ekspor menjadi papan utama pembangunan ekonomi. Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) merupakan satuan kerja Kementerian Perdagangan yang menangani pengembangan melalui peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) baik pelaku usaha maupun aparatur pemerintah.
Balai Besar PPEI mempunyai tanggung jawab untuk melakukan peningkatan mutu SDM ekspor terutama dalam menopang transformasi pengusaha lokal menjadi eksportir. “Kegiatan PPEI diantaranya adalah mengintregasikan pendidikan dan pelatihan ekspor yang diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi upaya peningkatan jumlah pelaku ekspor yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai ekspor Indonesia di pasar global,” ujar Kepala Balai Besar PPEI Hari Prawoko di Jakarta, Kamis (21/6).
Peranan PPEI diharapkan juga untuk ikut serta bersama-sama membangun citra produk Indonesia karena pencitraan produk menjadi keharusan bagi para eksportir dalam era persaingan dunia yang ketat seperti sekarang ini. Sebagai salah satu Unit Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJPEN) Kementerian Perdagangan, berdasarkan tupoksi dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 45/2010 memiliki tugas menyelenggarkan dan mengkoordinasikan pendidikan dan pelatihan ekspor untuk dunia usaha dan masyarakat.
Sesuai dengan tupoksi tersebut, terang Hari, maka PPEI memiliki program-program pelatihan yang ditawarkan kepada dunia usaha, pembina dunia usaha untuk mengikutinya melalui program subsidi dan kontraktual, dengan durasi jangka pendek dari 1 hingga 7 hari dan jangka panjang dalam waktu 2 bulan yang dirangkum dan diajarkan oleh praktisi ekspor serta instruktur PPEI. Pelatihan mengedepankan pembahasan atas masalah-masalah perdagangan terkini dan sesuai kebutuhan dunia usaha.
Mutu Pelatihan
Dalam rangka meningkatkan mutu program pendidikan dan pelatihan, PPEI menjalin kerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), Pasific Resource Exchange Center (PREX) Osaka, Association for Overseas Technical Scholarship (AOTS)/KANKEIREN Osaka, Business Partner City (BPC) Osaka, Japan International Cooperation Center (JICE), AMEICC-HRD Working Group Jepang, Indonesia-Australia Specialised Training Project (IASTP), AusAid Australia dan CBI Belanda.
Selain itu, PPEI juga bekerjasama dengan pakar kewirausahaan dan para professional dalam negeri. PPEI juga menyelenggarakan kerjasama pelatihan ekspor dengan dinas perindustrian dan perdagangan serta perusahaan swasta maupun pemerintah baik di daerah maupun di pusat.
Pelatihan juga dilakukan antara lain dengan PT Pupuk Sriwijaya, PT Pupuk Kaltim, PT Perhutani, Lembaga Pendidikan Perkebunan, Otorita Batam, Bank Ekspor Indonesia (Persero), PT Kayaba Indonesia, Itochu Corporation, Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), BULOG, Universitas Sebelas Maret dan Perguruan Tinggi Lainnya. Untuk lebih memasyarakatkan pengetahuan ekspor impor bagi berbagai kalangan, PPEI juga menerima kerjasama pelatihan secara kontraktual dengan kurikulum yang dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan eksportir mapun calon eskportir.
Balai Besar PPEI
Gedung PPEI Jl. Letjen S. Parman 112 Grogol Jakarta 11440 - Indonesia
Telepon : (62-21) 5666732, 5663309, 5674229 (Hunting)
Sumber : http://www.neraca.co.id/2012/06/21/pemerintah-siapkan-pelatihan-jadi-eksportir/
Produsen Lokal Harus Manfaatkan Pasar Domestik
Masih Banyak Pekerjaan Rumah di Sektor Industri dan Perdagangan
Indonesia Belum Saatnya Ikut Perdagangan Bebas Asia Pasifik
Perdagangan bebas mustahil dihindari karena selain diyakini bisa meningkatkan ekspor juga mendorong peningkatan daya saing. Namun, dengan keterbukaan pasar itu harus diimbangi dengan konektivitas perdagangan dalam negeri. Sehingga tawaran kepada Indonesia untuk bergabung dalam kerjasama Trans-Pacific Partnership (TPP) yang berakar pada kerja sama ekonomi Asia Pasifik sebaiknya diacuhkan.
Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahjana Wirakusumah mengatakan, belum waktunya Indonesia bergabung dalam kerjasama TPP. Indonesia sudah menjalin banyak kerja sama regional dan telah menjalin FTA (Free Trade Agreement) dengan 6 negara dari 9 negara yang melakukan negosiasi TPP.
“Dikhawatirkan akan terjadi kesulitan bagi bea cukai dalam melaksanakan tugas kepabeanannya karena banyaknya peraturan FTA yang harus dipelajari,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Neraca, Senin (18/6/2012).
Selain itu, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik, Natsir Mansyur menjelaskan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Indonesia, antara lain memperbaiki infrastruktur, menyelesaikan masalah logistik nasional, dan menciptakan iklim usaha yang kondusif.
“Indonesia masih mengekspor produk mentah dan belum dapat mengekspor produk yang bernilai tambah tinggi,” jelasnya.
Perlu Perhitungan
Sementara, Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Iman Pambagyo menekankan, pentingnya memperhitungkan dan mengukur ongkos penyesuaian (adjustment cost) yang harus dilakukan Indonesia dalam memenuhi komitmen dalam negosiasi TPP.
“TPP bukan hanya berkisar tentang penurunan tarif, Intellectual Property Rights (IPR), dan perjanjian perdagangan saja tetapi juga menyangkut koherensi regulasi,” ujarnya.
Memang ada beberapa keuntungan dari terbuka akses pasar ke Amerika Serikat dan negara-negara yang melakukan negosiasi TPP. Cakupan TPP adalah sektor pertanian, tekstil dan pakaian jadi, Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI), jasa dan investasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lingkungan hidup, dan ketenagakerjaan. Dalam TPP, Amerika Serikat memiliki kepentingan untuk membangun aturan main yang baru dalam bidang perdagangan dan investasi barang dan jasa.
Tetapi, menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Anwar Nasution, Indonesia perlu meningkatkan keunggulan kompetitif untuk produk ekspor Indonesia. Indonesia perlu mempersiapkan kebijakan-kebijakan terkait yang ditujukan untuk memberikan insentif produsen dan konsumen dan meningkatkan produktivitas. Peningkatan produktivitas Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat diperlukan selain juga memperluas akses pasar ekspor bagi UKM.
Persiapan Matang
Beberapa hal yang dikhawatirkan kehilangan pangsa pasar ekspor apabila Indonesia tidak bergabung dengan TPP. Tetapi, yang lebih pentingnya adalah melakukan kajian yang mendalam tentang seberapa besar kemungkinan dampak positif dan negatif apabila Indonesia turut serta dalam TPP ataupun tidak.
“Indonesia harus memperhitungkan apa yang seharusnya disiapkan jika Indonesia memutuskan untuk bergabung,” terangnya.
Diakui oleh Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan (BPPKP) Bachrul Chairi, bahwa keikutsertaan Indonesia dalam TPP mungkin saja membawa dampak yang positif bagi Indonesia, namun Indonesia masih harus meneliti secara menyeluruh terhadap sektor-sektor yang terkait. Indonesia juga perlu untuk memperhatikan pandangan negara-negara ASEAN lainnya terkait dengan TPP.
“Jika negara-negara ASEAN ikut serta dalam TPP dan Indonesia tidak, maka kemungkinan besar pangsa pasar ekspor sulit dipertahankan. Untuk itu, Indonesia harus mempunyai strategi yang baik dalam hal keikutsertaan dalam TPP,” ujarnya.
Bahkan jauh sebelumnya, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan Indonesia belum siap untuk masuk ke dalam TPP. Menurut dia industrialisasi di negara lain sudah maju 100-200 tahun daripada Indonesia, maka perlu dipersiapkan infrastruktur, industri serta pihak-pihak yang terkait untuk menghadapi perdagangan tersebut.
“Ya, kita tolak. Kita juga harus lihat kesiapan industri kita apakah siap buat berkompetisi dengan negara lain. Dalam perdagangan bebas harus diikuti dan ditopang dengan keadilan dan keseimbangan. Kalau nggak ada dan tidak buahkan keuntungan untuk Indonesia, kita akan ambil sikap yang sesuai,” terangnya.
Saat ini sudah ada empat negara ASEAN yang masuk ke TPP yaitu Brunei, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Sejumlah negara Asia yang sudah siap bergabung dalam TPP adalah Jepang, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Sedangkan dari Pasifik ada Kanada, AS, Meksiko, New Zealand, dan Australia.
(anovianti muharti)
sumber: Harian Ekonomi Neraca
Kadin Desak Pemerintah Basmi Produk Impor Ilegal
Asing Jadikan Indonesia Pasar Barang Palsu
Kian maraknya produk ilegal di tengah-tengah masyarakat akan merugikan produsen nasional dan membahayakan pasar domestik yang semestinya dijaga. Karena itu, pemerintah harus lebih proaktif dalam melakukan pengawasan terhadap peredaran barang impor ilegal serta memperketat masuknya produk ilegal itu melalui sejumlah pintu masuk yang ada.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur mengatakan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Bea Cukai perlu meningkatkan pengawasan impor ilegal, karena Indonesia merupakan pasar besar di Asia bahkan di dunia.
“Oleh karena itu, Kemendag dan Bea Cukai perlu tegas dalam menjaga pasar domestik, karena Kemendag dan Bea Cukai adalah pintu terdepan agar industri dalam negeri ini bisa bertahan,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Neraca, Selasa (8/5/2012).
Menurut Natsir, pengawasan kedua institusi tersebut masih perlu ditingkatkan karena masih banyak barang impor ilegal di pasaran. Selama ini, masih beredar banyak produk impor yang masuk ke Indonesia yang tidak memiliki standarisasi, “Kalau pun berstandar label standarnya palsu terutama produk dari China. Proses hukum bagi importir yang melakukan impor ilegal tidak menimbulkan efek jera, buktinya dari hari ke hari permasalahan impor ilegal ini bertambah dan akan bertambah terus,” lanjutnya.
Tinjau Jalur Hijau
Berkaitan dengan hal itu, Natsir mengingatkan agar kebijakan Kemendag terhadap impor ilegal ini masih perlu ditingkatkan dan kebijakan bea cukai terhadap barang impor yg melalui jalur hijau perlu ditinjau kembali.
“Importir jangan berlindung dengan mendapat prioritas jalur hijau, salah satu efek yang ditimbulkan jual barang impor sudah termasuk pajak, sedangkan produk dalam negeri masih ditambah pajak, misalnya harga barang impor yang mengunakan sistem borongan Rp100 sudah termasuk pajak, sedangkan produksi dalam negeri Rp100 belum masuk pajak, sehingga harganya jadi Rp110,” terang Natsir.
Natsir juga mengatakan, Kadin dari jauh hari sudah menyampaikan permasalahan ini kepada Kemendag pada saat revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 39/2010, yang sekarang sudah menjadi Permendag No.27/2012, untuk menghindari masalah impor ilegal. Namun, sangat disesalkan Kemendag terlalu kendor dengan hanya memasukan referensi bank yang tidak mengikat.
“Importir perlu menggunakan bank garansi sebagai jaminan kepada pemerintah. Kalau jaminan bank garansi di bea cukai untuk jaminan bea masuk. Jika importirnya tidak bayar bea masuk maka jaminannya dicairkan. Tapi, kalau kepada Kemendag, impor ilegal apa jaminannya yang bisa dicairkan kalau importirnya bermasalah,” paparnya.
Bank garansi ini, lanjut Natsir, memang menimbulkan biaya. Tapi biaya tersebut terhitung sangat kecil jika dibandingkan dengan permasalahan yang ditimbulkan. Oleh karena itu, bank garansi bisa menjadi salah satu tools (alat) kebijakan untuk mengurangi permasalahan tersebut untuk menjaga pasar domestik.
“Kadin tetap berjuang untuk menjaga pasar domestik, meningkatkan daya saing, menggunakan produksi dalam negeri dengan tidak menyalahi ketentuan WTO,” pungkasnya.
(anovianti muharti)
sumber: Harian Ekonomi Neraca
IAGI Usulkan Majalengka Jadi Sentra Pertumbuhan
Kepadatan penduduk di wilayah Jabotabek sudah terlampau tinggi. Sehingga kebutuhan terhadap air bersih makin sulit dipenuhi. Untuk itu perlu dicari daerah yang bisa menjadi sentra pemukiman dan pertumbuhan baru. Salah satu daerah yang secara tatageolgi memungkinkan adalah Mejalengka.
"Majalengka kami usulkan jadi sentra pertumbuhan karena dilihat dari geologi tata lingkungan merupakan wilayah yang cocok untuk menjadi pusat pertumbuhan," kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Senin 22 April 2012.
Dari sisi kajian geologis, daya dukung wilayah Majalengka positif. Ketersediaan air bersih misalnya, tidak perlu dikhawatirkan. Resiko banjir minimal. Intrusi air laut sebagaimana Jakarta dan kota di pesisir utara, Tidakakan. Majalengka juga relatif steril dari kemungkinan amblesan tanah. "Semua aspek sensitif perkotaan yang terkait dengan aspek kebumian, relative aman di Majelengka,"’ ujar Rovicky.
Dari sisi ekonomi, Majalengka masih cukup dekat dengan Jakarta, sehingga lalulintas ekonomi dengan pusat ekonomi di Jakarta masih dalam jangkauan yang layak. Jarak Majalengka -Jakarta yang 250 km bisa dihubungkan dengan jalur kereta api dan juga jalur tol, sehingga hanya butuh waktu 2,5 jam perjalanan. Fasilitas bandara dapat dibangun di dekat kota mandiri tersebut, untuk mengurangi beban Bandara Soekarno-Hatta, Infrastruktur di bagian selatan Jawa Barat akan memicu potensi geowisata dengan keindahan pantai laut selatan, The Great Southern Ocean Road.
Selain daerah seputar Majalengka, IAGI melihat beban pemukiman pada sedimen kuarter (sedimenmuda/lunak) di bagianutara Pulau Jawa sudah dalam kondisi rentan, oleh sebab itu IAGI mendesak Pemerintah Republik Indonesia agar mulai membuka pengembangan daerah di bagian selatan pulau Jawa, utamanya Jawa Barat bagian selatan dan JawaTimur bagian selatan.
"Pemerintah seyogyanya meningkatkan infrastruktur yang lebih baik, sehingga pertumbuhan di bagian selatan pulau Jawa dapat terpacu. Infrstruktur yang baik juga akan memudahkan sistem evakuasi jika terjadi bencana," kata Rovicky.
Menurut Rovicky, planet bumi akan mengalami tekanan ledakan penduduk yang luar biasa pada wilayah wilayah pertumbuhan. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah mengingatkan bahwa nanti tahun 2050 penduduk Indonesia meningkat 38 persen dari total populasi sekarang. Penduduk penduduk perkotaan di Indonesia ini akan bertambah 92 juta jiwa pada 2050. Pada saat yang sama, kebutuhan air bersih terus meningkat karena ledakan penduduk.
Indonesia mempunyai pusat pertumbuhan sebagian besar adalah daerah kota pantai dan pesisir yang sebagian bertumpu pada sedimen sedimen kuarter. Lihat Banda Aceh, Medan, Palembang, Pekanbaru, Padang, Bengkulu, Jakarta, Cirebon, Tegal, Semarang, Surabaya, Makasar, Manado, Ambon, Jayapura, Kupang, Samarinda, Kendari.
"Dilihat dari kacamata geologi khususnya geohidrologi, kota-kota tersebut rawan akan ketersediaan air bersih buat masyartakat," ungkap Rovicky
Pengembangan sentra pertumbuhan ekonomi baru sudah semestinya memperhatikan aspek-aspek kegeologikan termasuk didalamnya pemanfaatan sumberdaya alam, mitigasi, dan konservasi pemeliharaan daya dukung lahannya.