Sering Berbohong Tanpa Alasan yang Jelas? Awas Jadi Pathological Liar!

Meski bukan tindakan yang seharusnya dilakukan, berbohong terkadang bisa menyelamatkan seseorang dari situasi sulit. Namun, jika hal tersebut dilakukan secara berulang dan konsisten tanpa maksud yang jelas, bisa jadi itu adalah tanda dari kebohongan patologis.


Low Section Of People Walking On Tiled Floor

Siapa pun bisa menjadi pathological liar, termasuk orang-orang yang berada di sekitarmu, seperti rekan kerja bahkan sahabat dan saudara sendiri. Lalu, bagaimana cara mengenali pembohong seperti itu? Yuk, simak ulasannya berikut ini!


Apa itu pathological liar?

Pathological liar (kebohongan patologis) adalah seseorang yang gemar berbohong secara kompulsif. Artinya, ada dorongan untuk berbohong meski tanpa motif yang jelas. Ini berbeda dengan sebagian besar orang yang melakukan kebohongan dengan maksud tertentu.


Seorang pathological liar biasanya tidak memiliki motivasi tertentu untuk berbohong. Menurut sebuah penelitian, hal tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh adanya gangguan saraf atau kelainan hormon di dalam tubuh.


Penyebab pathological liar

Penyebab dari kebohongan patologis belum diketahui secara pasti. Hanya saja, menurut sebuah riset, ada beberapa hal yang bisa memicu seseorang untuk melakukan pathological lying, yaitu:


1. Factitious disorder

Factitious disorder atau gangguan buatan adalah kondisi di mana seseorang bertindak seolah-olah sedang sakit fisik atau mental, padahal sebenarnya tidak. Keadaan ini dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti:


  • Rasa percaya diri yang rendah

  • Trauma terhadap sesuatu, misalnya pelecehan

  • Depresi

  • Penyalahgunaan obat


2. Gangguan kepribadian

Kebohongan patologis adalah gejala yang mungkin timbul dari gangguan kepribadian (personality disorder) tertentu, seperti:


  • Gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder): Kondisi yang membuat seseorang sulit mengatur emosinya. Pengidapnya mungkin mengalami perubahan suasana hati yang parah.

  • Gangguan kepribadian narsistik (narcissistic personality disorder): Kondisi saat seseorang menginginkan perlakukan khusus dan kekaguman dari orang lain.

  • Gangguan kepribadian antisosial (antisocial personality disorder): Kondisi ketika seseorang menutup diri dari kehidupan sosial dan lingkungan sekitar.


3. Demensia frontotemporal

Sebuah studi pada 2011 menemukan fakta bahwa orang yang gemar melakukan kebohongan patologis memiliki pola perilaku yang mirip seperti pengidap demensia frontotemporal.


Jenis demensia ini memengaruhi bagian otak bernama frontal dan temporal, yang dapat menyebabkan perubahan perilaku, seperti:


  • Kurangnya empati

  • Perubahan minat (preferensi) terhadap makanan

  • Mudah bosan

  • Perilaku kompulsif


Bagaimana cara membedakan kebohongan patologis?

Sebuah riset memaparkan bahwa manusia, secara rata-rata, melakukan kebohongan 1,65 kali dalam sehari. Kebohongan yang dilakukan adalah untuk maksud tertentu, alias punya tujuan yang jelas. Kebohongan ini disebut sebagai white lies.


Di sisi lain, ada orang yang gemar berbohong tanpa motif yang jelas, dilakukan secara berulang dan konsisten. Inilah yang disebut dengan kebohongan patologis.


Seseorang biasanya melakukan white lies tanpa ada niat jahat dan dampak berbahaya, melainkan hanya untuk mengindari masalah atau berusaha menyenangkan orang lain. Contohnya adalah:


  • Kamu berbohong sedang pusing sebagai alasan untuk menghindari meeting.

  • Berbohong sebagai alasan ketika terlambat datang ke kantor.

  • Kamu mengatakan telah membayar tagihan untuk mengelak ketika lupa belum melunasinya


Sementara untuk kebohongan patologis, ciri-cirinya meliputi:


  • Dilakukan secara kompulsif (ada dorongan)

  • Menjadi kebiasaan, dilakukan secara terus-menerus

  • Tidak merasa bersalah ketika ketahuan berbohong

  • Tidak takut dengan risiko ketahuan

  • Berbohong seolah-olah menjadi ‘korban’ atau seseorang yang telah berjasa


Contoh kebohongan patologis adalah:


  • Membuat riwayat atau sejarah hidup palsu, seperti mengatakan bahwa telah mencapai atau mengalami sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

  • Mengaku mempunyai penyakit yang mengancam nyawa, padahal sebenarnya tidak.

  • Berbohong demi mendapat pengakuan orang lain, misalnya pernah menjalin hubungan dengan orang terkenal.


Mendeteksi pembohong patologis di lingkungan sekitar

Mengidentifikasi pembohong patologis tidaklah mudah. Teman atau sahabat pun terkadang bisa saja melakukannya. Berbeda dengan white liar, pembohong patologis bisa menceritakan sesuatu secara detail dan rinci, meski sebenarnya itu hanyalah kepalsuan.


Berikut beberapa tanda yang bisa membantumu untuk mengidentifikasi pembohong patologis:


  • Sering membicarakan tentang pengalaman dan pencapaian terkesan menakjubkan atau heroik.

  • Bercerita tentang peristiwa tertentu di mana orang tersebut seolah-olah menjadi korban.

  • Mampu menanggapi pertanyaan yang rumit dengan cepat, namun biasanya perkataannya tidak jelas.


Bagaimana cara mengatasinya?

Saat bertemu dengan teman atau kerabat yang suka melakukan kebohongan patologis, kamu harus tetap bisa mengontrol diri. Tak perlu marah, frustasi, atau bahkan melakukan konfrontasi. Tetaplah bersikap suportif dengan berusaha untuk tidak melibatkan diri terlalu jauh.


Mengutip dari Medical News Today, kebohongan patologis bukanlah kondisi yang bisa dengan mudah dideteksi, sehingga tidak ada pengobatan formal untuk mengatasinya. Penanganannya biasanya menggunakan metode khusus untuk gangguan kepribadian, misalnya psikoterapi.


Nah, itulah ulasan lengkap tentang pathological liar yang perlu kamu tahu. Memahami ciri-ciri pembohong patologis bisa membantumu dalam mengenali lawan bicara.


sumber: Good Doctor

Efek Negatif pada Anak yang Diasuh Orangtua Narsistik

High Angle View Of Shadow On Beach

Pada dasarnya, orangtua memang manusia biasa, yang punya kekurangan sana sini, sehingga nyaris mustahil bisa mengasuh anak dengan sempurna. Termasuk ketika orangtua memiliki gangguan kepribadian narsistik. Tentunya akan ada efek negatif yang memengaruhi perkembangan mental anak di kemudian hari.


Gangguan kepribadian narsistik, mengutip Psychology Today, adalah gangguan yang membuat pengidapnya kurang memiliki empati pada orang lain. Karyl McBride, terapis pernikahan dan keluarga di Denver, Colorado mengatakan bahwa gangguan ini sering dianggap sama dengan karakter arogan atau besar kepala. Sebenarnya, gangguan kepribadian narsistik lebih parah dari itu, karena bisa berdampak buruk pada hubungan dengan orang lain.


Lebih lanjut, Karyl mengungkapkan bahwa anak yang dibesarkan oleh orangtua dengan gangguan kepribadian narsistik, yang secara emosional dan psikologis kasar, bisa menyebabkan efek jangka panjang yang bisa melemahkan emosional anak di kemudian hari. Hal ini terutama ketika gangguan kepribadian narsistik yang dialami orangtua tidak terkendali dan tidak ada upaya untuk menyembuhkannya. 


Lantas, apa dampak yang ditimbulkan dari pengasuhan orangtua dengan gangguan kepribadian narsistik? Berikut beberapa di antaranya:


  • Anak tidak merasa didengar atau dilihat. Bahkan, perasaan anak juga tidak diakui oleh orangtua, karena lebih diperlakukan seperti “aksesori” oleh orangtua.

  • Anak jadi tidak bisa belajar mengidentifikasi atau memercayai perasaannya sendiri. Ia tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri dan selalu ragu ketika mengambil keputusan.

  • Anak jadi punya pemikiran bahwa penampilan dan citra diri lebih penting daripada perasaan. 

  • Anak merasa kesepian dan hampa secara emosional, karena tidak merasakan kasih sayang dari orangtua.

  • Anak jadi mudah curiga dan ragu pada orang lain. Hal ini karena mereka terbiasa dimanipulasi oleh orangtuanya.

  • Perkembangan emosional anak terhambat.

  • Anak merasa selalu dikritik dan dihakimi, bukannya diterima dan dicintai. Akibatnya, mereka jadi frustasi karena berusaha mencari kasih sayang dan perhatian.

  • Anak jadi tidak diajari untuk memberi penghargaan kepada diri sendiri ketika pantas.

  • Anak akan rentan terhadap beberapa tingkat kelainan stres pasca-trauma, depresi, dan/atau kecemasan di masa dewasa. 

  • Anak itu akan tumbuh dengan percaya bahwa dia tidak layak dan tidak bisa dicintai.


Dibesarkan oleh orangtua narsistik, secara emosional dan psikologis kasar dan menyebabkan melemahkan, dapat memberi efek jangka panjang untuk anak-anak. Mereka akan merasa sesak dan berjuang dengan kesepian, serta rasa sakit. Terlebih, orangtua dengan gangguan kepribadian narsistik juga umumnya tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau perilaku mereka sendiri, sehingga anak sering percaya bahwa mereka yang harus disalahkan dan bahwa mereka gagal di masa kecil. 


Itulah dampak buruk yang bisa terjadi pada anak yang diasuh dan dibesarkan dengan orangtua dengan gangguan kepribadian narsistik. Untuk menghindari berbagai dampak buruk tersebut, jadilah orangtua yang suportif. Jika merasa punya gangguan kepribadian, cobalah pertimbangkan untuk mendapat pengobatan secepat mungkin.


sumber: Halodoc

Orang tua Narsistik: Fakta Narsisisme

Menjadi anak dari seorang ibu atau ayah yang narsistik adalah sulit. Orang tua narsistik mengekspos anak mereka untuk banyak emosional, mental, dan kadang-kadang juga pelecehan fisik. Orang tua narsistik menggunakan banyak permainan pikiran untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, membuat anak merasa bersalah atau malu atas hal-hal yang tidak dia lakukan, dan mengambil penghargaan atas kesuksesan anak tersebut.


Silhouette Man At Beach During Sunset
Selain itu, orang tua narsistik menggunakan dua topeng: satu untuk dunia luar, dan yang ada di rumah. Bagi dunia luar, orang tua narsistik tampil sebagai orang yang ramah, menawan, dan sosial. Di rumah, bagaimanapun, orang tua narsistik menunjukkan sisi berbeda dari dirinya sendiri. Bagi seorang anak, ini membingungkan, membuat frustrasi, dan sangat menyakitkan melihat ibu atau ayah mereka yang narsistik mereka bersikap begitu berbeda di depan umum, karena tidak ada yang akan percaya bahwa ‘orang yang hebat’ ini adalah orang tua yang mengerikan. 


Mengapa orang tua narsistik berperilaku seperti itu?

Bagi anak dari orang tua narsistik, sangat sulit untuk memahami mengapa orang tua mereka berperilaku seperti mereka. Orang tua mereka tidak menunjukkan cinta, minat, kebaikan atau pengabdian kepada mereka seperti yang dilakukan orang tua lainnya. Sebaliknya, mereka bisa manipulatif, egois, jahat, tidak tertarik, tidak peduli, dan terkadang bahkan kejam. 


Tapi kenapa?

Singkatnya, orang narsistik mengalami masa kanak-kanak yang traumatis dan perlu menemukan mekanisme penanggulangan untuk bertahan hidup. Mereka mengalami pelecehan masa kecil dalam beberapa cara: pelecehan emosional, kelalaian emosional, pelecehan seksual, dan penganiayaan fisik, dan seringkali merupakan kombinasi dari ini. Orang tua yang abusive biasanya tidak mampu memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan anak mereka dengan sangat putus asa, dan seringkali juga tidak ada ruang untuk emosi mereka.


Ketika seorang anak tumbuh dalam kondisi seperti itu, ia perlu menemukan cara untuk mengatasi emosi mereka sendiri (kesedihan, kemarahan, frustrasi, dendam), kebutuhan (kasih sayang, cinta, perhatian) dan keinginan (untuk merasa dihargai, dicintai, diperhatikan). Cara termudah untuk menyingkirkan emosi negatif ini adalah dengan mengabaikannya atau dengan menindas orang lain (yang lemah). Perilaku positif mereka tidak pernah memberi mereka kasih sayang, cinta dan perhatian, sehingga mereka beralih ke perilaku negatif (berbohong, manipulasi, mengancam) untuk mencapainya. Keinginan mereka tidak akan terpenuhi, jadi mereka menjadi sangat pahit dan cemburu pada orang lain, tidak dapat memberi tahu orang lain apa yang sangat mereka butuhkan.


Orang-orang narsistik sangat menderita akibat trauma masa kecil mereka dan rasa sakit ini terlalu berat untuk dibawa, jadi mereka berpura-pura tidak ada di sana atau mereka terus menyerang orang lain untuk mengurangi rasa sakit mereka sendiri. Mekanisme penanganan lainnya adalah mematikan empati. Ketika mereka menunjukkan emosi mereka sebagai anak-anak ditolak, sehingga menunjukkan emosi adalah sesuatu yang mereka pelajari tidak boleh dilakukan. Mereka takut seseorang akan memanfaatkan kerentanan mereka (sesuatu yang mereka lakukan sepanjang waktu).


Bagaimana orang tua narsistik melihat anak mereka?

Orang tua narsistik melihat anak-anak mereka sebagai perpanjangan dari diri mereka sendiri. Selama anda berarti tidak ada ancaman bagi ibu atau ayah narsistik anda, dan selama anda bisa membuat mereka bangga, mereka baik-baik saja terhadap anda, atau terus mengabaikan anda. Tapi saat anda menjadi sulit atau tidak memenuhi harapan mereka, anda menjadi kendala; masalah yang biasanya tidak mereka sukai.


Sayangnya, menurut ayah atau ibu narsistik, anak-anak mereka bukanlah individu sejati yang perlu untuk mengeksplorasi dan mengembangkan, yang memiliki kebutuhan dan keinginan. Sebaliknya, anak-anak mereka harus melakukan apapun yang mereka anggap penting dan apapun yang membuat mereka merasa bangga. Namun, ada pengecualian:

 

Anak emas vs Kambing hitam

Anak emas: Terkadang narsistik orang tua memperlakukan anak laki-laki atau perempuan sebagai anak emas. Anak emas tidak bisa melakukan kesalahan apa pun, adalah yang paling cerdas dan terbaik dalam segala hal yang mereka lakukan. Inilah yang orang tua narsistik percaya dan akan teguh pada anak mereka, dan dapat memiliki akibatnya sendiri dari waktu ke waktu. Anak emas adalah perpanjangan dari orang tua narsistik. Menurut seorang narsistik dia sempurna, jadi perpanjangan diri mereka (anak emas) pasti juga sempurna.


Kambing hitam: Terkadang mereka memperlakukan putra atau putri mereka sebagai kambing hitam keluarga. Semua kambing hitam itu salah, tidak sebagus yang seharusnya, dan mereka selalu harus disalahkan (meski bukan yang harus disalahkan). Kambing hitam ini berdiri untuk segala hal yang tidak sempurna dalam keluarga. Anak itu tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia mewakili semua yang salah dan buruk. Seorang narsistik sangat cocok menurut dirinya sendiri, jadi kapan pun hal itu tidak berjalan dengan baik, pastilah karena orang lain.


Menjadi anak emas atau kambing hitam lebih sering terjadi pada keluarga dengan lebih dari 1 anak. Terkadang narsistik memilih anak emas baru atau kambing hitam baru, terkadang anak emas akan selalu menjadi anak emas dan kambing hitam selalu jadi kambing hitam.

 

Mengenakan dua topeng

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ibu dan ayah narsistik berperilaku berbeda di depan umum dibandingkan dengan cara mereka berperilaku di rumah. 


Tapi kenapa mereka melakukan itu?

Narsistik tampil sebagai orang yang sangat sombong dan terlalu percaya diri, tapi ternyata tidak. Mereka merasa tidak aman dan membutuhkan kekaguman dan perhatian konstan.


Di depan umum, mereka tampil sebagai sosial, menawan, lucu, dan ramah, karena ini adalah cara termudah untuk meningkatkan kepercayaan diri: orang-orang yang ramah dan menawan mendapat perhatian lebih daripada orang-orang yang menyebalkan dan moody. Di depan umum, lebih mudah membual tentang prestasi anda sendiri atau prestasi anak emas anda. Inilah yang dicari narsistik. Jika anda tidak mengagumi, memuji mereka atau memberi mereka ‘cukup’ perhatian, mereka tidak akan menyukai anda.


Di rumah, bagaimanapun, mereka berperilaku sama sekali berbeda. Di situlah anda melihat narsistik sebenarnya. Rumah adalah tempat mereka secara emosional, mental, dan terkadang secara fisik menyiksa anda saat kecil. Mereka melakukan ini karena itu membuat mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, hal itu membuat mereka merasa kuat, terkendali, dan lebih superior dari anda. Mereka membutuhkan ini untuk memberi makan ego mereka. Jika anda, sebagai anak mereka, dapat membuat mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, anda mungkin tidak mengalami banyak masalah … tapi saat anda menjadi ancaman bagi mereka, anda menonjol dalam sesuatu atau anda tidak berperilaku seperti yang mereka inginkan, mereka akan menghukum kamu Dan itulah yang membuatnya sangat sulit bagi seorang anak: anda tidak tahu kapan anda bersikap seperti yang orangtua narsistik inginkan.


Sebagai seorang anak, itu membuat anda berjalan di atas cangkang telur sepanjang waktu. Anda takut melakukan hal kecil yang akan membuat marah ibu atau ayah anda. Anda bisa merasakan ketegangan di rumah, dan dari satu saat ke hal lain semuanya berubah. Mereka menggunakan cara yang berbeda untuk menghukum anda: dengan mengabaikan anda sewaktu kecil, dengan mengancam anda atau membuat anda merasa bersalah (“Karena kamu tidak dapat bermain piano dengan baik, mami terlihat seperti orang bodoh”), atau dengan kontrol orang tua yang berlebihan.


Bagaimana orang tua narsistik menyalahgunakan dan menghukum anak mereka?

Ada beberapa cara bagi orang tua narsistik untuk menghukum dan menyalahgunakan anaknya. Berikut adalah beberapa cara yang umum digunakan narsistik.


Rear View Of People Traveling

Pemerasan emosional: Ibu atau ayah narsistik harus mendapatkan apa yang dia inginkan. Untuk mendapatkan apa yang diinginkan oleh narsistik, dia akan menggunakan pemerasan emosional. Ada beberapa cara di mana mereka membuat anda, sebagai anak mereka, melakukan apa pun yang mereka ingin anda lakukan. Berikut adalah beberapa contoh untuk menggambarkan bahwa:

** “Jika kamu memberitahu ayah tentang hal ini, kami akan bercerai dan itu salahmu” – – mereka ingin anda tutup mulut tentang hal itu, selamanya!

** “Karena saya mengandung kamu, saya tidak dapat melakukan hal-hal yang menyenangkan lagi” – Mereka ingin anda merasa bersalah dan melakukan apapun yang mereka katakan untuk menyelesaikannya.

** “Jika kamu menjadi yang terbaik di kelas, saya akan mencintaimu tidak seperti sebelumnya” – – mereka ingin anda belajar dengan sangat keras.

** ˝Jika kamu terus seperti ini, kamu akan membuat saya sakit kepala” – – mereka menginginkan kedamaian.


Kontrol orang tua yang berlebihan: Dengan mengendalikan setiap langkah yang anda ambil dan semua yang anda katakan, anda tetap bergantung. Menjadi tergantung pada mereka berarti mereka tetap memegang kendali. Membesarkan anak seperti ini dapat menyebabkan masalah harga diri yang serius, masalah otonomi dan dapat membuat mereka ragu-ragu dan tidak aman mengenai banyak keputusan (mudah).


Mengklaim kesuksesan anda: Jika anda berhasil, meraih sesuatu yang baik atau menarik, orang tua narsistik anda kemungkinan besar akan mengatakan bahwa itu karena mereka telah mencapainya. Dan di atas itu: anda harus bahagia dan bersyukur memiliki orang tua seperti itu. Dengan cara ini anda tidak akan pernah merasa benar-benar mencapai sesuatu … Anda akan selalu merasa seperti anda berhutang pada orang tua anda. Pada saat yang sama, orang tua anda ingin mengklaim kesuksesan anda dan itu berarti anda harus tampil jauh di atas rata-rata. Hal ini membawa stres tambahan!


Tidak ada pengakuan emosi: Orang tua narsistik tidak akan mengenali emosi, kebutuhan atau keinginan anda. Mereka tidak akan dan terkadang bahkan tidak bisa merasakan empati untuk anda. Dengan kata lain: kapan pun anda memiliki kebutuhan, keinginan, pertanyaan atau hanya sesuatu untuk dibagikan, kemungkinan mereka akan

  1. mengabaikan anda,
  2. melawannya dengan cerita mereka sendiri,
  3. menggunakan kebutuhan atau kebutuhan tertentu keinginan melawan Anda, atau
  4. membuat Anda merasa bersalah karena memiliki kebutuhan, keinginan, dll.

Cara lain untuk menyiksa (abuse) anak mereka adalah:

  • Berbohong pada anak / tidak bisa dipercaya.

  • Mengabaikan kebutuhan anak.

  • Mengabaikan anak / membuat anak merasa seolah anak itu tidak penting bagi mereka.

  • Mengabaikan batas pribadi yang dimiliki anak.

  • Memastikan anak menjadi tergantung dari orang tua.

  • Memanipulasi dan menghukum untuk kesenangan.

  • Menjadi sangat tidak konsekuen: katakan A hari ini dan katakan B besok.

  • Menggunakan semua yang anda bagikan kepada mereka untuk melawan anda kembali, cepat atau lambat.

  • Menghina anak.

  • Menyangkal identitas anak.

  • Membuat anak merasa seperti dia gila.

  • Membuat anak mulai meragukan dirinya (gaslighting).

  • Membuat anak merasa bersalah karena tidak mendengarkan atau menaati orang tua, atau untuk mendapatkan sesuatu (misalnya uang atau bantuan).


Selain itu mereka juga menggunakan banyak permainan pikiran untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Untuk membaca lebih lanjut tentang permainan pikiran tertentu ini.

  

Masalah apa yang dimiliki anak dari orang tua narsistik saat mereka dewasa?

Tidak mengherankan bila anak-anak dari orang tua narsistik memiliki peluang besar untuk mengembangkan masalah kesehatan mental mereka sendiri. Tumbuh tanpa cinta yang tanpa pamrih, tanpa perhatian, kasih sayang, dan pengabdian yang dibutuhkan seorang anak, sangat sulit dilakukan. Ditambah dengan permainan pikiran narsistik, keegoisan dan kebutuhan mereka akan kekaguman, dan anda dapat yakin bahwa anak-anak mereka akan mengembangkan beberapa masalah besar. Beberapa di antaranya adalah:

  • Trauma masa kecil, atau kompleks PTSD.

  • Citra diri negatif (merasa seperti anda selalu melakukan kesalahan).

  • Ketergantungan bersama (membela perilaku ibu dan ayah anda (sering) secara tidak sadar).

  • Rasa malu yang intens (tidak mampu memenuhi harapan ibu anda).

  • Identitas terbelakang (mereka harus mengabaikan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri).

  • Tidak mampu mencintai tanpa syarat / memiliki masalah kepercayaan (secara tidak sadar mereka menunggu seseorang untuk mengecewakannya).

  • Masalah kecemasan (terutama saat mengembangkan persahabatan atau hubungan romantis).

  • Sering memiliki hubungan yang tidak sehat (pasangan yang menyerupai orang tua narsistik).


Menjadi orang yang memiliki orang tua narsistik (terutama jika anda adalah anak emas). Harus menerima bahwa orang tua anda tidak mencintai anda seperti orang tua lainnya mencintai anak mereka.


Silhouette Man Standing Against Orange Sky
Berurusan dengan masalah kesehatan mental ini sendiri mungkin sangat sulit. Beberapa sesi konseling dengan terapis bisa sangat membantu dalam hal menerima situasi, menghadapi trauma masa kecil, citra diri negatif, masalah identitas yang terbelakang dan kecemasan.


Bagaimana cara kerja penyembuhan diri?

Ada 5 tahap penyembuhan diri anak narsistik yang perlu dihadapi. Ini biasa terjadi di antara tahap-tahap ini.


Penerimaan

Menerima fakta bahwa orang tua narsistik anda tidak dapat berada di sana untuk anda seperti orang tua lainnya, merupakan langkah yang sangat sulit untuk dilakukan dalam pemulihan. Bagi setiap anak, sulit untuk menyadari bahwa ibu atau ayah anda tidak mencintai anda tanpa syarat, menunjukkan sedikit empati, dan hanya peduli pada dirinya sendiri. Cara yang baik untuk mempercepat proses ini adalah berhenti membandingkan orang tua anda dengan orang tua dari teman anda, dan untuk memahami bahwa ibu atau ayah anda memiliki gangguan jiwa. Bicarakan masa kecil anda dengan seorang profesional atau teman baik, seseorang yang tidak akan menghakimi, seseorang yang bisa mengerti anda. Berbicara tentang masa lalu anda dan tentang fakta bahwa ibu atau ayah anda berbeda mempercepat prosesnya.


Penyangkalan

Penolakan adalah mekanisme pertahanan, sesuatu yang anda butuhkan sebagai anak untuk bertahan dan terus mengembangkan diri. Karena setiap orang membutuhkan cinta dan empati, sangat sulit bagi seorang anak untuk memiliki orang tua yang tidak mampu memberikannya. Orangtua seharusnya ‘sempurna’ sehingga harus ada alasan yang berbeda mengapa mereka berperilaku seperti mereka … Sekarang setelah anda dewasa, saatnya untuk berhenti menyangkal dan menghadapi ketidakmampuan orang tua anda. Ingat, anda tidak melakukan kesalahan. Orang tua anda adalah orang-orang yang tidak mampu memberi anda apa yang dibutuhkan setiap anak.


Harapan

Sejak anda masih balita, anda telah mencoba untuk memenangkan cinta orang tua narsistik anda, tapi anda tidak pernah berhasil. Setiap kali anda mencoba sesuatu yang baru untuk membuat ibumu bangga dengan anda, anda melakukan hal-hal seperti dia ingin anda melakukannya, hanya untuk menghindari konflik. Sayangnya, ini adalah harapan yang membunuh anda; harapan bahwa ibu atau ayah anda akan berubah dan menjadi orang tua yang sangat anda rindukan. Cobalah untuk mengabaikan harapan, cobalah untuk melihat setiap isyarat positif dari ayah atau ibu anda sebagai kejutan yang menyenangkan.


Kemarahan

Anak dari orang tua narsistik biasanya merasakan kemarahan saat mereka menyadari bahwa kebutuhan emosional mereka tidak terpenuhi dan bahwa pengabaian ini telah berdampak negatif terhadap perkembangan mereka. Kemarahan adalah cara yang sangat sederhana dan terkadang efektif untuk mengatasi frustrasi dan perasaan tidak berdaya. Menekankan kemarahan adalah kontra produktif dan bisa berakibat pada kemarahan. Jika anda membiarkan diri anda marah dari waktu ke waktu, dan anda memiliki seseorang untuk diajak bicara, seseorang yang mengerti dari mana asalnya perasaan anda, maka anda akan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.


Depresi

Terkadang depresi muncul. Anak dari orang tua narsistik bisa merasa sedih, hampa, dan tidak berharga, karena mereka sadar bahwa mereka tidak akan pernah memiliki hubungan orang tua dan anak yang normal, bahwa mereka tidak akan pernah dicintai seperti yang mereka inginkan, dan bahwa mereka akan menghadapi orang tua mereka selamanya. Meskipun normal merasa tertekan dari waktu ke waktu saat anda memproses semua ini, cobalah melakukan apapun yang mungkin untuk menarik diri dari perasaan ini.


sumber: Barends Psychology