Pagelaran Musik untuk Pendidikan

SANG BODOL (Sanggar Bocah Dolanan) adalah komunitas belajar untuk anak-anak yang terpinggirkan di Pare, Kediri, Jawa Timur.

Tahun ini, SANG BODOL  genap berusia 7 tahun. Selama tujuh tahun tempat yang dipergunakan untuk belajar, berkegiatan dan singgah masih dalam kondisi menyewa. Biaya sewa rumah dan kegiatan mereka dapatkan dari usaha mandiri dengan membuka warung makan.


Anak-anak bermimpi mempunyai tempat atau rumah belajar sendiri. Untuk mewujudkan mimpi itu, mereka menggalang dana menggelar Pagelaran Amal Musik untuk Pendidikan bersama Tony Q Rastafara, pada tanggal 14 Februari 2015 dan menjual souvenir T-Shirt


Info pemesanan melalui Sang Akar 021-83709039/40 atau Hairunnisa 08568877612 (WA)

Terimakasih atas dukungannya.

#MusikuntukPendidikan

Semangat Berbagi di SDN Manikliyu, Bangli

Tidak banyak orang mengetahui nama Bangli, padahal Bangli merupakan salah satu kabupaten di pulau dengan sebutan pulau Dewata (Bali) yang berada di daerah pegunungan Kintamani. Kita banyak mengenal Kintamani sebagai daerah wisata dengan keindahan Gunung Batur serta Danau Batur. Namun, perlu diingat keindahan akan pemandangan tersebut juga diperlukan putra/putri daerah untuk memeliharanya, selain agar tetap menjadi kawasan parawisata, perlu mempertahankan budaya akan masyarakat setempat.

Ini kali kedua saya mengikuti Kelas Inspirasi Bali (KIB) ditempatkan di SDN Manikliyu, Bangli. Tidak jauh berbeda dengan pertama kali saya mengikuti KIB di SDN 1 Pengotan, Bangli (Baca: Berbagi Pengetahuan dengan Kesederhanaan). Saya memberikan gambaran kepada peserta didik mengenai profesi saya sebagai jurnalis (wartawan). Akan tetapi, agar peserta didik mengerti arti dari kata jurnalis, saya mengubahnya dengan kata “tukang” agar lebih familiar terdengar oleh peserta didik. Dikarenakan dalam bidang jurnalisme dibagi 2 kategori, yaitu jurnalis tulis dan jurnalis foto, maka setelah diubah menjadi tukang tulis dan tukang foto.

Hampir sama seperti sebelumnya, sedikit saya ceritakan apa yang diperlukan untuk menjadi tukang tulis ataupun tukang foto. Sangat mendasar, bahwa untuk menjadi seorang jurnalis hanya perlu 2 bekal utama, yaitu menulis dan membaca, guna mencari informasi yang ingin disebarluaskan kepada orang yang belum tahu agar menjadi tahu. Selain itu, menulis dan membaca juga dapat menjadi bekal untuk berbagai profesi lainnya. Namun yang berbeda, kali ini saya membawakan beberapa contoh foto sebagai tukang foto.

Agar peserta didik dapat merasakan seperti apa menjadi jurnalis, sayapun memberikan tugas kepada mereka untuk menuliskan ingin berprofesi apa kelak dewasa nanti, dan apa harapan dari peserta didik agar cita-cita tersebut dapat dicapai, kemudian dibacakan ke depan kelas agar teman-temannya bisa mengetahui (saling berbagi cerita).

Seakan terlalu mengawang-awang atau mungkin belum ada gambarannya, tapi jangan salah menilai para peserta didik di SDN Manikliyu ini, mungkin agak sedikit berbeda dengan peserta didik yang berada di kota, yang biasanya ingin berprofesi sebagai Dokter, Polisi ataupun TNI. Memang ada beberapa, tapi baru kali ini saya mendengar ingin berprofesi menjadi Atlet Sepak Bola, Juru Masak (Chef), bahkan sudah menentukan ingin menjadi seorang Pengusaha.

Tentu, perjalanan mereka masih panjang, namun cita-cita mereka bisa terwujud dengan usaha dan kerja keras, bukan hanya dari diri mereka sendiri, tetapi lingkungan disekitar mereka merupakan jadi faktor pendukung untuk mendorong semangat mereka untuk menggapai cita-cita yang ingin dicapai.



Cermin Selalu Jujur, Cermin Tak Pernah Bohong

Cermin atau kaca tanpa disadari berada di sekeliling, meski ada kaca yang bening yang tembus pandang tapi masih dapat terlihat bayangan atau refleksi diri yang memantul, bahkan genangan air bisa menjadi fungsi Cermin karena memantulkan refleksi. Cermin mungkin tidak dapat menjawab pertanyaan seperti di bawah ini, 

Mirror, mirror on the wall, who's the biggest fool of all ?

Mirror, mirror on the wall, who’s the realest of them all?

Mirror, mirror on the wall, who's the dumbest of you all?

Mirror, mirror on the wall, who's the naughtiest of them all? 

Namun berbeda, bila menonton salah satu film (legend), ada yang dibuat animasi, ada juga versi non-animasi, Snow White and the Seven Dwarfs. Pasti tidak asing lagi, dimana terdapat naskah dialog yang diucapkan oleh Ratu Ravenna “Magic mirror on the wall, who is the fairest one of all?” 

Cermin pasti akan menjawab “My Queen”. Pertanyaan itu terus ditanyakan Ratu kepada Cermin hingga suatu saat jawabannya mengancam posisi Ratu, “Famed is thy beauty, Majesty. But hold, a lovely maid I see. Rags cannot hide her gentle grace. Alas, she is more fair than thee”.

Lovely maid yang dimaksud Cermin adalah “Over the seven jeweled hills, beyond the seventh fall, in the cottage of the Seven Dwarfs, dwells Snow White, fairest of them all”. Tentu, jawaban Cermin membuat Ratu geram dan takut hingga membuat rencana untuk menyingkirkan Snow White. 

Film tersebut sangat merefleksikan dinamika sifat manusia, saat kebanggaan, keberhasilan ataupun kesenangan dengan antusias dikemukakan, dan sebagai tanda hasil jerih upaya yang telah dilalui atau dicapai, karena Cermin akan merefleksikannya. Begitupun sebaliknya, kegagalan, kesedihan, dan kemarahan akan direfleksikan oleh Cermin dengan apa adanya, tanpa rekayasa.

Melihat banyak sekali pemberitaan di berbagai media dengan saling menuntut, menyalahkan, bahkan menyebarkan gosip atau fakta yang belum terungkap, hingga saat mengklarifikasinya seakan tidak mencerminkan sosok yang mungkin pernah dikenal telah lama, benarkah terjadi perubahan? Coba saja sodorkan Cermin.