Mythomania, Bukan Berbohong Biasa

Mythomania adalah gangguan mental yang membuat penderitanya suka berbohong tanpa terkendali


Apakah Anda pernah memiliki teman atau kerabat yang senang sekali berbohong tanpa alasan yang jelas? Bisa saja teman atau kerabat Anda mengalami gangguan mythomania!  Penderita mythomania sering mengucapkan hal-hal yang tidak sesuai fakta tanpa bisa dikendalikan.


Group Of People Sitting Outdoors

Jadi, jangan salah, teman atau kerabat Anda bisa saja bukan sengaja berbohong dengan maksud atau tujuan tertentu, tetapi memang karena mereka memiliki keinginan untuk berbohong.


Lantas, sebenarnya, seperti apakah gangguan mythomania? Apakah gangguan ini sama dengan kebiasaan sering berbohong?


Apa itu mythomania?

Penderita mythomania atau yang juga dikenal sebagai pathological liar memiliki kebiasaan untuk berbohong yang kronis dan dilakukan secara terus-menerus tanpa bisa dikendalikan.


Penderita mythomania tidak memiliki suatu motivasi tertentu untuk memberitahukan kebohongannya, berbeda dengan orang-orang normal yang berbohong karena memiliki tujuan tertentu, seperti menghindari rasa malu, dan sebagainya. Penderita juga tidak merasa bersalah ataupun cemas saat memberitahukan kebohongannya


Awalnya, pathological liar akan mulai dengan memberitahukan kebohongan kecil yang lama-kelamaan akan makin terperinci dan dramatis. Pada akhirnya, penderita mythomania akan membuat kebohongan untuk menutupi kebohongan lainnya.


Apakah orang yang sering berbohong artinya menderita mythomania? 

Orang yang senang atau sering berbohong belum tentu seorang pathological liar, karena kebohongan yang diberikan bisa saja mengandung motif tertentu, seperti ingin terlihat keren, dan sebagainya.


Ciri khas dari penderita mythomania adalah tidak adanya motivasi atau tujuan dalam melakukan perilaku berbohongnya. Kebohongan yang diungkapkan penderita mythomania mudah untuk dibantahkan karena kebohongannya mudah untuk dibuktikan dan terkadang memiliki detail yang berlebih.


Penderita mythomania biasanya memperlihatkan dirinya sebagai sosok pahlawan atau korban yang dianiaya. Kebohongan yang diberikan umumnya dapat memancing rasa simpati, penerimaan, atau kekaguman dari orang lain.


Pada kasus tertentu, kebohongan yang diungkapkan oleh pathological liar bahkan dipercaya oleh dirinya sendiri, karena kebohongan tersebut dapat tercampur sebagai kebohongan yang disadari dan delusi semata.


Oleh karenanya, terkadang penderita mythomania bahkan tidak menyadari bahwa dirinya sedang berbohong dan dapat menganggap kebohongannya sebagai sesuatu yang nyata terjadi.


Penderita mythomania juga terkadang tidak menunjukkan adanya tanda-tanda orang berbohong, seperti jeda antar kalimat atau menghindari kontak mata dengan orang lain. Pathological liar dapat berbohong secara alami dan memiliki pemikiran yang cepat.


Apa yang menyebabkan gangguan mental mythomania?

Penyebab pasti dari gangguan mythomania belum diketahui secara pasti, tetapi pemicu dari gangguan mythomania bisa dikarenakan atau beriringan dengan gangguan kepribadian, seperti sindrom Munchausen, gangguan kepribadian antisosial, gangguan kepribadian narsistik, gangguan kepribadian ambang, dan sebagainya.


Penyebab pasti dari gangguan mental mythomania masih memerlukan riset lebih lanjut yang mendalam.


Bagaimana pemeriksaan gangguan mental mythomania dilakukan?

Saat ingin memeriksa apakah seseorang menderita gangguan mental mythomania atau tidak, wawancara dan pemeriksaan rekam jejak medis biasanya tidak cukup untuk bisa melihat apakah seseorang pathological liar atau bukan, karena penderita bisa saja berbohong.


Wawancara juga perlu dilakukan kepada pihak keluarga dan teman penderita. Penderita juga akan diperiksa apakah memiliki gangguan kepribadian lainnya. Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah penderita mythomania menyadari kebohongan yang diungkapkannya atau tidak.


Pemeriksaan gangguan mental mythomania dapat dilakukan dengan poligraf atau alat pendeteksi kebohongan. Penggunaan poligraf adalah untuk melihat apakah penderita mythomania bisa dideteksi oleh poligraf atau tidak.


Ciri-ciri mythomania

Ada beberapa kriteria atau ciri-ciri yang bisa Anda kenali dari penderita mythomania, seperti:


  • Mereka cenderung bercerita dengan seperti sangat nyata atau mereka mungkin menceritakan sesuatu berdasarkan kisah yang orang lain alami.

  • Penderita mythomania cenderung membuat cerita bersifat permanen dan stabil agar dipercayai orang lain.

  • Kebohongan tidak dilakukan untuk mendapatkan suatu keuntungan tertentu.


Cerita yang mereka buat biasanya berkaitan dengan institusi tertentu seperti kepolisian, Angkatan darat, dan sebagainya. Penderta mythomania pun biasanya memiliki peran penting dalam cerita tersebut. Contohnya, ia bercerita seperti tokoh penyelamat atau sebagai korban yang tersakiti.


Cara membedakan penderita mythomania dan pembohong biasa

Kebohongan yang biasa dilakukan umumnya dapat dilakukan karena ada beberapa alasan atau tujuan tertentu, seperti:


  • Ingin menutupi kekurangan atau sesuatu dari dirinya

  • Untuk mendapatkan keuntungan

  • Ingin menutupi diri dari kesalahan yang dilakukan

  • Ingin berpura-pura jadi orang lain agar orang lain lebih menyukainya

  • Kurangnya rasa percaya diri


Mungkin seseorang akan bohong untuk menghindari situasi yang tidak nyaman, seperti saat memalukan atau terlibat dalam suatu masalah. Akan tetapi, seorang pembohong patologis akan menceritakan sebuah kebohongan atau cerita-cerita yang tak memiliki manfaat obyektif.


Selain itu, kebohongan mythomania tidak berkaitan untuk memperoleh keuntungan dan bersifat impulsif. Seseorang yang mengalami mythomania juga umumnya melakukan kebohongan yang bersifat fantasi. Biasanya penderitanya akan mengatakan kebohongan mengenai suatu khayalan dan digabungkan dengan fakta yang ada.


Sedangkan kebohongan biasanya hanya mengenai hal-hal seputar perasaan, pendapatan, pencapaian, kehidupan sosial, dan mengenai usia. Pengobatan dengan pendekatan psikoterapi dan penggunaan obat-obatan tertentu yang diresepkan oleh dokter ternyata cukup efektif untuk orang dengan kondisi ini.


Apakah ada cara untuk mengatasi gangguan mental mythomania?

Gangguan mythomania bisa dilakukan dengan mengatasi atau mengobati gangguan kepribadian yang mungkin menjadi akar permasalahannya. Penanganan pathological liar bisa meliputi psikoterapi atau obat-obatan untuk mengatasi gejala lain yang dialami, seperti kecemasan, depresi, dan sebagainya.


Bagaimana menangani penderita mythomania?

Bila Anda memiliki teman atau kerabat yang mungkin seorang pathological liar, Anda tidak perlu bingung dan kesal karena kebohongan yang diberikan bukan sesuatu yang memiliki motif tertentu.


Anda harus bisa bersabar dengan penderita mythomania dan memberhentikan kebohongannya dengan tidak menjadi ikut tertarik dengan apa yang dinyatakan. Anda harus mengingat bahwa kebohongan yang diberikan terkadang dilakukan secara spontan dan bukan karena sebuah kesengajaan.


Anda terkadang bisa merasa marah dan kesal karena penderita akan cenderung membantah bahwa dirinya berbohong, serta bahkan bisa berbalik memarahi Anda. Di saat-saat demikian, jangan ikut emosi dan tenangkan penderita.


Terima penderita apa adanya dan ingatkan penderita bahwa Anda menerimanya apa adanya tanpa penderita perlu berbohong kepada Anda. Rujuklah penderita untuk berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.


sumber: SehatQ

Sering Berbohong Tanpa Alasan yang Jelas? Awas Jadi Pathological Liar!

Meski bukan tindakan yang seharusnya dilakukan, berbohong terkadang bisa menyelamatkan seseorang dari situasi sulit. Namun, jika hal tersebut dilakukan secara berulang dan konsisten tanpa maksud yang jelas, bisa jadi itu adalah tanda dari kebohongan patologis.


Low Section Of People Walking On Tiled Floor

Siapa pun bisa menjadi pathological liar, termasuk orang-orang yang berada di sekitarmu, seperti rekan kerja bahkan sahabat dan saudara sendiri. Lalu, bagaimana cara mengenali pembohong seperti itu? Yuk, simak ulasannya berikut ini!


Apa itu pathological liar?

Pathological liar (kebohongan patologis) adalah seseorang yang gemar berbohong secara kompulsif. Artinya, ada dorongan untuk berbohong meski tanpa motif yang jelas. Ini berbeda dengan sebagian besar orang yang melakukan kebohongan dengan maksud tertentu.


Seorang pathological liar biasanya tidak memiliki motivasi tertentu untuk berbohong. Menurut sebuah penelitian, hal tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh adanya gangguan saraf atau kelainan hormon di dalam tubuh.


Penyebab pathological liar

Penyebab dari kebohongan patologis belum diketahui secara pasti. Hanya saja, menurut sebuah riset, ada beberapa hal yang bisa memicu seseorang untuk melakukan pathological lying, yaitu:


1. Factitious disorder

Factitious disorder atau gangguan buatan adalah kondisi di mana seseorang bertindak seolah-olah sedang sakit fisik atau mental, padahal sebenarnya tidak. Keadaan ini dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti:


  • Rasa percaya diri yang rendah

  • Trauma terhadap sesuatu, misalnya pelecehan

  • Depresi

  • Penyalahgunaan obat


2. Gangguan kepribadian

Kebohongan patologis adalah gejala yang mungkin timbul dari gangguan kepribadian (personality disorder) tertentu, seperti:


  • Gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder): Kondisi yang membuat seseorang sulit mengatur emosinya. Pengidapnya mungkin mengalami perubahan suasana hati yang parah.

  • Gangguan kepribadian narsistik (narcissistic personality disorder): Kondisi saat seseorang menginginkan perlakukan khusus dan kekaguman dari orang lain.

  • Gangguan kepribadian antisosial (antisocial personality disorder): Kondisi ketika seseorang menutup diri dari kehidupan sosial dan lingkungan sekitar.


3. Demensia frontotemporal

Sebuah studi pada 2011 menemukan fakta bahwa orang yang gemar melakukan kebohongan patologis memiliki pola perilaku yang mirip seperti pengidap demensia frontotemporal.


Jenis demensia ini memengaruhi bagian otak bernama frontal dan temporal, yang dapat menyebabkan perubahan perilaku, seperti:


  • Kurangnya empati

  • Perubahan minat (preferensi) terhadap makanan

  • Mudah bosan

  • Perilaku kompulsif


Bagaimana cara membedakan kebohongan patologis?

Sebuah riset memaparkan bahwa manusia, secara rata-rata, melakukan kebohongan 1,65 kali dalam sehari. Kebohongan yang dilakukan adalah untuk maksud tertentu, alias punya tujuan yang jelas. Kebohongan ini disebut sebagai white lies.


Di sisi lain, ada orang yang gemar berbohong tanpa motif yang jelas, dilakukan secara berulang dan konsisten. Inilah yang disebut dengan kebohongan patologis.


Seseorang biasanya melakukan white lies tanpa ada niat jahat dan dampak berbahaya, melainkan hanya untuk mengindari masalah atau berusaha menyenangkan orang lain. Contohnya adalah:


  • Kamu berbohong sedang pusing sebagai alasan untuk menghindari meeting.

  • Berbohong sebagai alasan ketika terlambat datang ke kantor.

  • Kamu mengatakan telah membayar tagihan untuk mengelak ketika lupa belum melunasinya


Sementara untuk kebohongan patologis, ciri-cirinya meliputi:


  • Dilakukan secara kompulsif (ada dorongan)

  • Menjadi kebiasaan, dilakukan secara terus-menerus

  • Tidak merasa bersalah ketika ketahuan berbohong

  • Tidak takut dengan risiko ketahuan

  • Berbohong seolah-olah menjadi ‘korban’ atau seseorang yang telah berjasa


Contoh kebohongan patologis adalah:


  • Membuat riwayat atau sejarah hidup palsu, seperti mengatakan bahwa telah mencapai atau mengalami sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

  • Mengaku mempunyai penyakit yang mengancam nyawa, padahal sebenarnya tidak.

  • Berbohong demi mendapat pengakuan orang lain, misalnya pernah menjalin hubungan dengan orang terkenal.


Mendeteksi pembohong patologis di lingkungan sekitar

Mengidentifikasi pembohong patologis tidaklah mudah. Teman atau sahabat pun terkadang bisa saja melakukannya. Berbeda dengan white liar, pembohong patologis bisa menceritakan sesuatu secara detail dan rinci, meski sebenarnya itu hanyalah kepalsuan.


Berikut beberapa tanda yang bisa membantumu untuk mengidentifikasi pembohong patologis:


  • Sering membicarakan tentang pengalaman dan pencapaian terkesan menakjubkan atau heroik.

  • Bercerita tentang peristiwa tertentu di mana orang tersebut seolah-olah menjadi korban.

  • Mampu menanggapi pertanyaan yang rumit dengan cepat, namun biasanya perkataannya tidak jelas.


Bagaimana cara mengatasinya?

Saat bertemu dengan teman atau kerabat yang suka melakukan kebohongan patologis, kamu harus tetap bisa mengontrol diri. Tak perlu marah, frustasi, atau bahkan melakukan konfrontasi. Tetaplah bersikap suportif dengan berusaha untuk tidak melibatkan diri terlalu jauh.


Mengutip dari Medical News Today, kebohongan patologis bukanlah kondisi yang bisa dengan mudah dideteksi, sehingga tidak ada pengobatan formal untuk mengatasinya. Penanganannya biasanya menggunakan metode khusus untuk gangguan kepribadian, misalnya psikoterapi.


Nah, itulah ulasan lengkap tentang pathological liar yang perlu kamu tahu. Memahami ciri-ciri pembohong patologis bisa membantumu dalam mengenali lawan bicara.


sumber: Good Doctor

Efek Negatif pada Anak yang Diasuh Orangtua Narsistik

High Angle View Of Shadow On Beach

Pada dasarnya, orangtua memang manusia biasa, yang punya kekurangan sana sini, sehingga nyaris mustahil bisa mengasuh anak dengan sempurna. Termasuk ketika orangtua memiliki gangguan kepribadian narsistik. Tentunya akan ada efek negatif yang memengaruhi perkembangan mental anak di kemudian hari.


Gangguan kepribadian narsistik, mengutip Psychology Today, adalah gangguan yang membuat pengidapnya kurang memiliki empati pada orang lain. Karyl McBride, terapis pernikahan dan keluarga di Denver, Colorado mengatakan bahwa gangguan ini sering dianggap sama dengan karakter arogan atau besar kepala. Sebenarnya, gangguan kepribadian narsistik lebih parah dari itu, karena bisa berdampak buruk pada hubungan dengan orang lain.


Lebih lanjut, Karyl mengungkapkan bahwa anak yang dibesarkan oleh orangtua dengan gangguan kepribadian narsistik, yang secara emosional dan psikologis kasar, bisa menyebabkan efek jangka panjang yang bisa melemahkan emosional anak di kemudian hari. Hal ini terutama ketika gangguan kepribadian narsistik yang dialami orangtua tidak terkendali dan tidak ada upaya untuk menyembuhkannya. 


Lantas, apa dampak yang ditimbulkan dari pengasuhan orangtua dengan gangguan kepribadian narsistik? Berikut beberapa di antaranya:


  • Anak tidak merasa didengar atau dilihat. Bahkan, perasaan anak juga tidak diakui oleh orangtua, karena lebih diperlakukan seperti “aksesori” oleh orangtua.

  • Anak jadi tidak bisa belajar mengidentifikasi atau memercayai perasaannya sendiri. Ia tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri dan selalu ragu ketika mengambil keputusan.

  • Anak jadi punya pemikiran bahwa penampilan dan citra diri lebih penting daripada perasaan. 

  • Anak merasa kesepian dan hampa secara emosional, karena tidak merasakan kasih sayang dari orangtua.

  • Anak jadi mudah curiga dan ragu pada orang lain. Hal ini karena mereka terbiasa dimanipulasi oleh orangtuanya.

  • Perkembangan emosional anak terhambat.

  • Anak merasa selalu dikritik dan dihakimi, bukannya diterima dan dicintai. Akibatnya, mereka jadi frustasi karena berusaha mencari kasih sayang dan perhatian.

  • Anak jadi tidak diajari untuk memberi penghargaan kepada diri sendiri ketika pantas.

  • Anak akan rentan terhadap beberapa tingkat kelainan stres pasca-trauma, depresi, dan/atau kecemasan di masa dewasa. 

  • Anak itu akan tumbuh dengan percaya bahwa dia tidak layak dan tidak bisa dicintai.


Dibesarkan oleh orangtua narsistik, secara emosional dan psikologis kasar dan menyebabkan melemahkan, dapat memberi efek jangka panjang untuk anak-anak. Mereka akan merasa sesak dan berjuang dengan kesepian, serta rasa sakit. Terlebih, orangtua dengan gangguan kepribadian narsistik juga umumnya tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau perilaku mereka sendiri, sehingga anak sering percaya bahwa mereka yang harus disalahkan dan bahwa mereka gagal di masa kecil. 


Itulah dampak buruk yang bisa terjadi pada anak yang diasuh dan dibesarkan dengan orangtua dengan gangguan kepribadian narsistik. Untuk menghindari berbagai dampak buruk tersebut, jadilah orangtua yang suportif. Jika merasa punya gangguan kepribadian, cobalah pertimbangkan untuk mendapat pengobatan secepat mungkin.


sumber: Halodoc