Pilih Kompromi atau Lebih Baik Putus?
Semua pasangan yang sedang dimabuk cinta sesekali pasti butuh pertengkaran untuk mengkompromikan perbedaan-perbedaan antara mereka. Tapi bagaimana jika pertengkaran tersebut menjadi rutinitas yang Anda sendiri belum tahu kapan akan berakhir? Lebih-lebih bila topik yang menjadi pertengkaran tersebut tak pernah berujung pada pemecahan.
Semua faktor bisa memicu pada pertengkaran. Entah uang, teman-teman, pekerjaan ataupun soal kepelitannya yang Anda rasa berlebihan sementara keroyalan Anda membuatnya pusing. Atau penampilannya yang mengusik selera fashion Anda sementara lamanya waktu Anda berdandan selalu membuat dia uring-uringan. Semua faktor pemicu ini bila tak bisa dikompromikan, maka kelanggengan hubungan Anda berdua akan terancam. Lalu bagaimana menyiasati masalah ini?
Satu permasalahan yang sangat sering muncul adalah masalah perbedaan kebiasaan. Di mana tak jarang, Anda mengganggap pasangan Anda terlalu santai. Alhasil segala hal yang dia perlukan, butuh bantuan Anda. Misalnya mengingatkan tugas-tugasnya, mengingatkan jadwal janjinya, ataupun malas untuk mengurus diri sendiri hingga membantunya membuat keputusan.
Kalau masalah ini menimpa, Anda harus memahami sebetulnya ada satu level di mana Anda harus menerima pasangan Anda apa adanya. Jadi sangatlah sulit untuk meminta pasangan Anda berubah sesuai keinginan Anda. Yang perlu diingat adanya perbedaan personality di antara pasangan tak selalu berarti gawat. Kadang-kadang itu hanya satu pertanda bahwa dalam hal ini Anda harus membiarkannya saja. Anda takkan dapat melepaskannya dari kebiasaan buruk yang ada pada pasangan Anda.
Dengan membiarkannya melakukan kesalahan dari kebiasan buruknya itu, pasangan Anda lambat laun akan menyadari bahwa sikapnya selama ini kurang baik. Jadi jangan sekali-kali Anda melontarkan kata-kata buruk dan langsung marah padanya. Lebih baik diam, sambil mengamati perubahan sikap yang dilakukan pasangan Anda. Dengan cara ini pasti pasangan Anda akan mulai menaruh tanggungjawabnya terhadap kepentingan diri sendiri.
Persoalan lain yang juga kerap muncul adalah bila ada ketidakcocokan antara pasangan Anda dan sahabat Anda. Mulanya Anda mengira pasangan Anda bisa cocok dengan sahabat Anda. Bagaimana tidak, sejak awal pacaran, sahabat Anda selalu mendampingi setiap Anda dan pasangan Anda pergi. Bahkan pada saat pernikahan pun dialah yang super sibuk. Namun pasangan Anda mulai dibuat jengkel dan terganggu lantaran sahabat Anda tetap menjadi orang ketiga dalam rumahtangga Anda. Pasangan Anda pun beranggapan sahabat Anda sudah tidak ada kerjaan karena selalu hadir setiap kali Anda dan pasangan Anda pergi. Entah itu ke mal ataupun ke pesta undangan.
Untuk memecahkan masalah ini, sejak awal Anda harus membuat batasan antara peran pasangan dan sahabat dalam hidup Anda. Langkah pertama yakni dengan mengatakan secara terbuka pada kedua orang terdekat Anda bahwa masing-masing dari mereka mempunyai posisi yang berbeda dan terpisah satu sama lain. Anda harus meyakinkan bahwa pasangan Anda adalah nomor satu. Namun pastikan pula bahwa dia bukanlah satu-satunya orang yang ada dalam kehidupan Anda. Jelaskan pula bahwa sahabat dan pasangan Anda tak perlu bersaing untuk memperoleh perhatian Anda.
Dengan dua jenis pekerjaan yang supersibuk dan penuh tekanan di antara pasangan dan hampir tak pernah bertemu, tentu membuat hubungan Anda serasa hambar. Jalan keluar terbaik adalah dengan melakukan ritual-ritual romantis dengan trik-trik khusus. Misalnya saja dengan membangunkan pasangan setiap hari dengan cara menelepon dan sedikit bertukar kata-kata romantis, walau untuk 2-3 menit. Atau dengan meng-email pasangan Anda. Bila hal ini rutin dilakukan pasti hubungan Anda berdua akan menjadi nomor satu ketimbang pekerjaan.
Masalah tersebut di atas mungkin segelintir masalah yang kini tengah Anda hadapi. Namun tak ada salahnya bukan untuk mencoba mencari jalan keluar terbaik. Anda bisa mengambil keputusan untuk 'tak meneruskan hubungan tersebut' bila tanda-tanda berikut sudah dialami:
Anda tak lagi bisa tertawa lagi
Merajut hubungan memang tidak mudah, tapi saat-saat menyenangkan tidak boleh hilang dikalahkan saat-saat menyedihkan.
Nggak nyambung lagi
Di mana ketika ada sedang banyak pekerjaan, si dia menuntut perhatian lebih. Saat Anda punya waktu luang, si dia malah asyik dengan proyek barunya.
Teman-teman makin tak menyukai pasangan Anda
Teman-teman Anda tentu tidak dibutakan oleh cinta. Mereka bisa melihat dengan jernih jika ada sesuatu yang tidak beres pada hubungan Anda. Anda selalu menutup-nutupi hal yang sebenarnya tentang dia. Tidak ada lagi komunikasi dalam hubungan Anda.
Tidak tahan lagi dengan perbedaan-perbedaan yang ada
Anda sudah tidak bisa setuju lagi dengan kesepakatan penting antara Anda berdua, seperti apa yang Anda lakukan setelah menikah nanti.
Anda sudah bukan Anda aslinya lagi
Anda semakin merasa tidak bebas lagi untuk mengungkapkan keinginan, pikiran dan perasaan Anda yang sebenarnya.
Dia menyiksa Anda secara fisik
Jika si dia mulai berani menampar, menjambak, meninju ataupun menyakiti Anda secara fisik. Kompromi pun percuma saja!