Tanda-tanda Pasangan Mulai Serius
Asyik juga melihat si dia yang semakin hari semakin bersikap dewasa, mengerti dan makin penuh perhatian sama kamu. Mungkin saja ini pertanda kalau si dia ingin lebih serius lagi sama kamu. Tapi apakah kamu sendiri sudah siap lebih serius berhubungan dengan si dia?
Wah, bingung juga ya menjawabnya. Yang jelas, si dia pasti akan memberikan ekstra perhatian sebagai sinyal bahwa si dia sudah siap menyeriusi hubungannya denganmu. Apalagi jika si dia sudah memberikan sinyal untuk menunjukkan bahwa si dia ingin lebih intim lagi dengan kamu, itu bukan pertanda yang samar lagi, kan?
Sinyal yang nyata adalah saat pertama kali kamu lakukan buatnya atau sebaliknya. Ada bermacam 'saat pertama kali' yang kamu lakukan buatnya yang jadi indikasi bahwa percintaan kamu akan berkembang ke arah yang lebih dalam dan lebih membahagiakan lagi! Tapi apa sajakah sinyal-sinyal 'serius' itu?
Saat si dia mengajak Anda ke pesta pernikahan sebagai pasangannya. Tak peduli itu pesta pernikahan saudaranya, sahabatnya, mantan pacarnya sekalipun. Tapi perlu kamu pahami bahwa hadir dalam suatu pesta sebagai pasangan adalah sinyal yang sangat jelas bahwa si dia membiarkan semua orang tahu bahwa kamu adalah orang yang sangat spesial untuknya.
Kenapa? Karena ini merupakan saat dimana banyak mata rekan, teman, sanak saudara, ataupun orangtua kamu yang akan melihat kalian berdua. Nah, jika si dia justru sengaja memperlihatkan kebersamaannya dengan kamu dan merasakan ketentraman, kebahagiaan, dan kebanggaan saat bersama denganmu berarti si dia ingin memperlihatkan kepada semua orang bahwa ia sangat serius denganmu.
Saat Pertama Menyatakan Cinta
Tak peduli siapa yang lebih dulu menyatakan, "I Love You", tapi pada saat three magic words itu dibisikkan, ini merupakan awal dari pernyataan, keinginan dan kesediaannya untuk mengikatkan diri pada kamu - orang yang selama ini dicintainya.
Ini merupakan suatu langkah besar bagi seorang. Keberaniannya menyatakan cinta merupakan janji bahwa ia telah siap untuk tidak membelanjakan matanya dan mengincar orang lain selain kamu. Ini juga merupakan kesediaan seseorang untuk setia. Perlu kamu sadari bahwa ini merupakan keseriusan yang utuh, sebab akan banyak tanggung jawab atas risiko yang bakal dipikul.
Saat Pertama Membelikan Barang yang Sangat Intim
Misalnya saja membelikan pembalut. Memang awalnya ini bukan kebiasaannya, dan kamu pun pasti sungkan sekali meminta bantuannya untuk membelikan barang yang sifatnya intim/pribadi padanya. Tapi kini dengan rela si dia membantu bahkan menawarkan untuk melakukan hal itu, hanya demi kamu seorang.
Pahamilah bahwa jika seorang pria sudah bersedia membelikan sesuatu yang sangat intim bagi seorang gadis, berarti ia telah menunjukkan perasaannya yang paling dalam bahwa ia menginginkan si gadis mengijinkannya untuk lebih intim dengannya. Karena menurut pria, hanya orang-orang spesial yang dekat dihati yang dipercaya gadis-gadis utnuk membelikannya sesuatu yang sifatnya sangat pribadi.
Saat Mengijinkannya Masuk Rumahmu Saat Kamu tak Ada
Rumah, kamar, atau apartemen merupakan tempat/gudang yang berisi segala macam hal yang sangat pribadi dan rahasia. Jika si dia sudah mengijinkan seorang gadis untuk memasuki daerah teritorialnya yang sangat pribadi, apalagi saat ia tidak ada disana saat itu, maka kamu sepenuhnya telah mendapatkan kepercayaan yang sangat besar darinya. Kenapa?
Karena ia ingin kamu tahu bahwa ia tidak menyimpan satu rahasia pun sama kamu. Dan ia akan merasakan kedamaian bahwa kamu bisa melihat dan mengetahui kehidupan didalam rumahnya serta mengetahui apa saja yang ada didalamnya.
Ini merupakan satu bentuk kepercayaan berbentuk tawaran perasaan bahwa ia sangat menginginkan kebersamaan dan keintiman denganmu. Yang paling penting, ia dapat menunjukkan bahwa ia merupakan seorang yang sangat menghargai kebersihan dan keterbukaan.
Saat Pertama Kali Diajak Menginap di Rumah Orangtuanya
Saat kamu berada di depan pintu rumah orangtuanya yang berada di luar kota untuk menginap, maka ini merupakan sinyal yang paling penting dari sinyal-sinyal lainnya bahwa ia menginginkan orangtuanya tahu bahwa ia sangat serius denganmu.
Karena bertemu dengan anggota keluarga - apalagi untuk yang pertama kali, pasti akan menimbulkan banyak tanda tanya untuk mereka. Keberaniannya untuk mengajakmu menginap, dan, keberanianmu untuk mengiyakan ajakan itu menyatakan bahwa kamu berdua menginginkan keintiman dari keluarga si dia. Apalagi jika hubungan kamu berdua memang sudah serius belakangan ini. Ajakan ini bisa jadi merupakan pertanda bahwa si dia ingin kamu menjadi bagian dari keluarganya - dalam arti menjadi pasangan hidupnya.
Ahh, alangkah bahagianya jika kamu pun menanggapinya dengan ikhlas karena rasa sayangmu padanya memang lagi menggelora.
Jika Cinta Terpaut Usia yang Cukup Jauh
Kebanyakan orang tidak pernah tahu maksud masing-masing wanita ketika mereka memilih pasangan pria berusia parobaya. Bisa saja karena membutuhkan ekstra perlindungan, dan menyukai pria parobaya karena kematangan mereka dalam memandang hidup.
Tapi apa benar Anda akan mendapatkan perhatian ekstra dan mendapatkan hikmah yang lebih jika memilih pasangan yang sudah berusia parobaya ? Apalagi jika terbentur dengan perbedaan usia yang terpaut lumayan jauh?
Apakah Anda sudah kehabisan pandangan pada pria-pria yang lebih muda dan seusia dengan Anda, karena rasa kagum yang terlalu dalam pada kedewasaannya?
Jawabannya, sebenarnya ada pada diri Anda sendiri. Tergantung dari sisi mana Anda memandang keinginan dan memutuskan memilih pria berusia parobaya untuk menjadi pasangan Anda.
Karena kalau panah cinta sudah menancap terlalu dalam, sepertinya akan sulit diubah dan dilepas. Tapi jangan terlalu hanyut dengan perasaan, karena jika Anda benar-benar menginginkan kedewasaan dan kematangan hidup dalam diri pasangan Anda nantinya. Ada beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan - sekadar menjaga diri agar tidak salah pilih.
Pertama, yang harus Anda perhatikan adalah bakal terjadi kesenjangan generasi. Karena Anda dengan pasangan berasal dari generasi yang berbeda cukup jauh, maka tidak tertutup kemungkinan terjadi banyak persoalan di antara Anda berdua.
Masalah-masalah kecil yang belum terpikirkan sekarang ini, mungkin saja akan menyulut emosi di kemudian hari. Oleh sebab itu dibutuhkan pula ekstra pengertian dan juga kedewasaan dari kedua belah pihak jika ingin terus mempertahankan hubungan cinta ini. Karena pria berusia parobaya cenderung ingin "mengarahkan". Jika Anda termasuk wanita yang menginginkan kebebasan dalam bergaul bersama teman ataupun kolega Anda, kemungkinan besar sikap pasangan yang seperti ini kurang dapat diterima oleh Anda. Bukan begitu?
Hal lain yang perlu Anda cermati adalah, Anda harus pandai-pandai menempatkan diri dengannya, dengan teman-teman, keluarga, maupun dengan saudara-saudaranya. Biasanya jika usia berbeda terlalu jauh akan sulit untuk menyingkronkan ide-ide. Oleh sebab itu, sekali lagi diharapkan pengertian yang lebih untuk menerima ide maupun pendapatnya, dengan begitu barulah si dia akan merasakan Anda telah menempatkan diri dengan baik.
Susah-susah gampang memang. Tapi kalau pada dasarnya Anda termasuk orang yang sabar dan bijak, serta tahu bagaimana menyenangkan pasangan dan me-manage hubungan yang baik, persoalan seperti ini akan bisa diselesaikan dengan baik. Memang, semua ini perlu waktu dan kesabaran. Tapi tidak ada salahnya jika Anda mencobanya, bukan? Toh, Anda cinta dengan si dia...
Satu lagi yang perlu Anda pikirkan jika memilih pasangan berusia parobaya adalah faktor fisik. Fisik Anda berdua mungkin berbeda. Apalagi jika Anda memandang masalah kondisi fisik ini sampai ke masa depan. Karena di masa-masa yang akan datang belum tentu pasangan Anda mempunyai stamina yang prima, dan jika hal ini terjadi, maka ruang gerak Anda dan pasangan akan sangat mempengaruhi keharmonisan hubungan badan. Jadi, jika Anda mampunyai keyakinan bahwa faktor fisik merupakan hal penting dalam keharmonisan hubungan rumah tangga Anda di masa yang akan datang, sebaiknya Anda berpikir dua kali untuk menjadikannya pasangan hidup.
Tidak lupa untuk mempersiapkan fisik dan mental Anda terutama jika diterpa gosip miring dari orang-orang di sekitar kita yang memang tidak menyukai perbedaan ini. Karena terkadang lingkungan memang sangat cepat sekali menerima dan menilai hubungan seperti ini ke arah yang negatif. Dari pendapat maupun pengalaman-pengalaman yang pernah terjadi, anggapan memilih pasangan parobaya (yang berusia lanjut) seringkali dikait-kaitkan dengan masalah materi, kesuksesan, kesombongan, ketidakmampuan, dan kekayaan dengan jalan "praktis".
Padahal belum tentu mitos-mitos seperti itu benar! Jadi, Anda harus bijak menanggapi masalah ini. Tanamkan pikiran-pikiran positif untuk menyingkirkan pernyataan-pernyataan negatif dari orang-orang sekitar tentang hubungan ini.
Karena jika hati dan maksud Anda tidak seperti itu, buat apa menyakiti diri sendiri ataupun menyakiti hati pasangan Anda dengan mendengarkan omongan-omongan seperti itu? Perlu Anda tahu bahwa banyak pasangan berbeda usia yang langgeng sampai ke jenjang perkawinan, dan harmonis karena kedua belah pihak nyata-nyata saling mencintai, dan tulus.
Jadi, bagaimana pun pengalaman-pengalaman semacam itu harus diperhatikan, karena hal-hal seperti itu kemungkinan besar akan terjadi pada Anda. Jangan sampai Anda menyesal di kemudian hari. Dengarkan kata hati Anda dan si dia, itulah resep keharmonisan hubungan cinta.
Marah berujung Petaka: Apakah Bisa Dicegah?
Pagi ini saya menonton televisi dan terenyuh sepertinya ada saja cerita konflik yang terjadi baik di level pimpinan negara maupun di akar rumput di Masyarakat kita di negara yang tercinta ini. Dilevel pemimpin negara, pertikaian KPK-POLRI belum juga tuntas, Eksekutif (Menteri BUMN) berkonflik dengan dengan legislatif (DPR). Di level akar rumput juga terjadi konfliks antar kelompok masyarakat seperti di Lampung dan Palu yang menyebabkan hilangnya nyawa manusia sia-sia. Antar mahasiswa tawuran terus terjadi, demonstrasi mahasiswa rusuh. Ancaman teroris masih terus menghantui kita. Intinya semua ini bermula dari kemarahanan yang berujung konfliks dan bahkan kemarahan yang berujung kematian. Semua kemarahan dan konfliks ini menjadi makanan sehari-hari masyarakat kita karena selalu menjadi pemberitaan utama baik media cetak maupun elektronik.
Marah sebenarnya bukan terjadi dengan begitu saja. Marah yang keluar dari seseorang bisa ditelusuri kenapa marah tersebut harus terjadi. Marah bisa terjadi tiba-tiba atau kemarahan tersebut sudah ada tinggal tunggu pencetusnya sehingga marah menjadi menumpuk dan meledak. Marah bisa merupakan wujud kekecewaan, frustasi, stress serta ketidak berdayaan. Semua ini terjadi karena tekanan jiwa yang mencetuskan kondisi tersebut. Tekanan jiwa yang terjadi ini jika tidak dikelola dengan baik selain tadi sewaktu-waktu bisa meledak dan menimbulkan kemarahan.
Konflik yang terjadi di level pimpinan bisa juga berawal karena ketidak sukaan atas perlakukan satu pihak kepada pihak yang lain. Ketidaksukaan atas sesuatu bisa turun temurun dan berlangsung kronik. Konflik KPK dan Polisi juga bermula ketidak sukaan antara satu dengan dengan yang lain yang terus berlangsung. Begitu pula konflik antara legislative (DPR) dan eksekutif (BUMN), perlakuan yang tidak mengenakan antara satu sama lain apalah namanya akan menimbulkan konflik dan kemarahan satu sama lain.
Tawuran antar kelompok satu dengan yang lainpun juga sebenarnya bukan terjadi dengan sendirinya. Adanya peristiwa kecil yang mendahului konfliks sebelumnya adalah hanya sebagai pencetus saja. Hal ini juga terjadi dengan konfliks di Lampung Selatan yang sampai saat ini masih menyisakan sebagian besar masyarakat yang masih mengungsi karena situasi yang belum kondunsif belum bisa kembali ke desa atau kampungnya. Kecemburuan social antara masyarakat pendatang dan masyarakat local selalu menjadi penyebab utama kenapa masalah sepele bisa menjadi besar sehingga terjadi tawuran antar kelompok. Pemimpin harus mengidentifikasi semua konflik yang akan terjadi dan melakukan usaha-usaha preventif agar konflik tidak berulang.
Beberapa hal yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang marah harus bisa diidentifikasi. Marah pasti tidak terjadi dengan sekonyong-konyong, marah terjadi pasti ada yang melatar belakangi. Ada beberapa keadaan yang melatar belakangi kenapa seseorang menjadi marah. Marah bisa terjadi karena rasa frustasi, frustasi dalam kehidupan, kegagalan dan ketidak berhasilan membuat seseorang jadi mudah frustasi dan marah. Marah bisa terjadi karena trauma masa lalu, ketidak adilan atau kecemburuan sosial yang dialami yang terus membekas dan sewaktu-waktu bisa menimbulkan kemarahan. Ketidak berdayaan dan rasa takut yang terus menerus juga sewaktu-waktu bisa menimbulkan kemarahan. Maka ada istilah jangan bangunkan anak macan. Artinya orang yang selama ini diam bukan semata-mata diam setelah diberlakukan tidak adil, karena sewaktu-waktu mereka yang selama ini diam bisa marah dan meledak. Marah bisa merupakan jalan keluar atas ketidakmampuan terhadap sesuatu. Selain itu pada saat kita berada pada kondisi kelelahan baik fisik maupun kelelahan psikis kemarahan juga bisa timbul.
Dengan mengenali faktor-faktor yang bisa mencetuskan kemarahan, kita semua bisa mengidentifikasi akar masalah kenapa kita marah, kenapa suatu masyarakat bisa diprovokasi, kenapa masyarakat bisa tawuran yang berujung kematian kenapa mahasiswa atau siswa bisa saling melukai satu sama lain.
Tentu kita semua berharap konflik yang ada baik dilevel pimpinan negara maupun masyarakat bisa segera bisa diredam agar konflik ini tidak terus berlanjut dan merembet kemana-mana.
Sekali lagi marah harus dikendalikan jika tidak terkendali bisa menjadi menjadi sumber petaka.
Dr.dr.H. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FACP.
Praktisi Klinis
Subscribe to:
Posts (Atom)